Sabtu, 08 Februari 2014

FanFic - A Cure for the Personality Mess

Lanjut~!

Sekarang saya mau ngasih fanfic Dragon Warrior (yang pernah tayang di SpaceToon dan sekarang di NET.). Saya sebetulnya sering liat fanfic gituan di FaceBook, tapi entah kenapa fanfic model drama terlalu mainstream :U (emote :v udah mainstream). Nah, akhirnya saya buat dengan model cerpen~ :D

Notes and warnings:
  • Dragon Warrior belongs to Bai Yi Animations.
  • TMNT (2012 version) belongs to Nickelodeon.
  • Genre: nyampur-nyampur (entah apa tepatnya :U)
  • Canon alias setting sesuai cerita aslinya.
  • Indonesian-style pronounciation used (namanya itu loh... -_-)
  • Humor di dalamnya garing, kegajean di mana-mana, de-el-el...
Summary:
Sebuah kejadian aneh menimpa Khafu, Mulato, Kyupi, dan juga Milla: pertukaran kepribadian. Karena itulah, Taliku dan Dainase mencoba untuk menemukan obatnya - dengan sedikit  bantuan dari Naga Induk tentunya.
Enjoy~! :3

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Suara derap kaki terdengar dengan jelasnya di sebuah lapangan. Seekor naga kecil berwarna oranye berlari-lari dengan lincahnya. Sepertinya ia sangat gembira dan ia tidak sabar untuk segera bertemu dengan teman-temannya.



"Halo, teman-teman! Kalian merindukan aku?" tanya si oranye yang bernama Taliku itu. Tiba-tiba senyumannya buyar karena melihat sikap teman-temannya yang sangat aneh.



Dilihatnya, Khafu yang lompat-lompat layaknya anak kecil, Mulato yang kesal sambil memukul-mukul pohon di depannya, Kyupi yang asyik makan permen, dan Milla yang latah dengan mengatakan "kyu!". Kontan saja Taliku jadi bingung di tempat.



"Hei, ada apa dengan kalian? Kalian bahkan jadi terlihat seperti orang gila," tanyanya. Ia berpikir mungkin teman-temannya tertukar kepribadiannya. Tak lama kemudian, muncul makhluk sejenisnya di balik pohon, hanya saja warnanya biru tua.



"Selamat pagi, Taliku...," kata naga kecil berwarna biru tua itu, memberi salam.



"Dainase? Apa yang sedang terjadi di sini?" tanya Taliku sambil menunjuk ke empat temannya. Suasana hening sejenak, sampai Kyupi menghampiri mereka sambil membawa permen.



"Ayaya..., kalian mau permenku?" katanya menawari. Taliku dan Dainase hanya merespon dengan ekspresi tidak percaya.



"Hebat, mereka berempat kena Personality Switch Syndrome...," kata Dainase dengan wajah sarkastik, sepertinya ia ketularan sifat sinisnya Liling.



"Personality Switch Syndrome?" tanya Taliku.



"...alias sindrom pertukaran kepribadian," lanjut Dainase.



"Berarti dugaanku benar...,"



"Maksudmu?"



"Maksudnya aku terpikir kepribadian mereka tertukar, ...dan benar!" Dainase hanya manggut-manggut mendengarnya.



"Kalau begitu, coba kita tanya Naga Induk. Mungkin dia tahu bagaimana mengatasinya?" saran Dainase. Taliku mengangkat ibu jarinya pertanda setuju.



"Ngomong-ngomong...," ucap Taliku.



"Hm?"



"Senang rasanya melihatmu dengan kepribadian aslimu~ Kupikir kau juga kena...," pekik Taliku sambil memeluk Dainase erat-erat.



"Oke, oke. Berhentilah memelukku. Sesak!" pinta Dainase. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke desa telur naga.



---



"Oh, kalian rupanya.... Apa yang membuat kalian kemari?" tanya Naga Induk begitu melihat Taliku dan Dainase datang ke tempatnya.



"Anu..., empat teman kami terkena Personality Switch Syndrome, gulu...," kata Taliku yang diikuti anggukan dari Dainase.



"Personality Switch Syndrome? Hmm, jarang sekali ada yang kena sindrom itu...," ujar Naga Induk.



"Kira-kira apa obatnya?" tanya Dainase.



"Sebentar, biar kupikir dulu...," jawab Naga Induk sambil berpikir.



5 menit...



10 menit...



15 menit...



"Eureka! Aku tahu apa obatnya!" kata Naga Induk tiba-tiba. Taliku dan Dainase jadi berbinar wajahnya.



"Apa itu, gulu?"



"Ayo beritahu kami!"



"Kalian, cari buah dari pohon yang tinggi yang batangnya berwarna hijau toska, buah yang dipakai untuk obat warnanya biru prussia. Pohon dengan buah seperti itu ada di sebuah hutan di pulau tempat tinggal suku Xi Ha," jelasnya.



"...Warna buahnya biru prussia? Aneh sekali...," ucap Taliku bingung.



"Mungkin pohon yang seperti itu termasuk langka. Ayo kita cari," ajak Dainase. "Kami pergi dulu...!"



"Kalian berdua, berhati-hatilah...!" sahut Naga Induk.



Taliku dan Dainase melangkah keluar dari desa telur naga, menuju ke hutan seperti yang diceritakan Naga Induk, demi buah biru prussia itu.



---



"Nah, itu ada pulau tempat tinggal suku Xi Ha. Berarti kita sudah dekat," kata Dainase.



"Dainase, kau benar, gulu...," jawab Taliku dengan wajah berbinar-binar. Segera saja mereka pergi agak ke dalam pulau itu. Di perjalanan, mereka bertemu dengan kepala suku Xi Ha jadi mereka memutuskan untuk menanyakan keberadaan pohon tersebut.



"Ooh, sudah lama kita tidak bertemu, ya?" kata kepala suku Xi Ha ketika melihat Taliku dan Dainase di depannya.



"Apa kau tahu tentang pohon yang batangnya berwarna hijau toska dan buahnya yang berwarna biru prussia?" tanya Dainase.



"Oh, itu.... Memang pohon itu dulunya banyak di hutan itu, tapi sekarang jarang ada, belum lagi mereka lambat tumbuhnya...," jelas kepala suku. Mereka berdua bisa menyimpulkan bahwa pohon itu sulit dicari sekarang dan penyebabnya adalah serangan Naga Hitam beberapa waktu lalu.



"Hmm, terima kasih sudah memberi tahu...,"



"Kami jalan dulu...,"



"Sampai jumpa, anak-anak. Hati-hati, ya?" kata kepala suku sambil melambaikan tangan.



Selama di perjalanan, Taliku dan Dainase berbincang-bincang tentang sindrom itu.



"Dainase, kau 'kan pintar. Bisakah kau jelaskan padaku kenapa mereka berempat bisa kena sindrom itu?" tanya Taliku dengan nada usil.



"...Hmm, aku pernah dengar kalau sindrom yang seperti itu bisa disebabkan oleh tanaman semak beracun," jelas Dainase.



"Semak beracun? Wah, berarti itu yang mereka makan waktu itu...," ujar Taliku.



"Hah?! Kapan?" Dainase terlihat tidak percaya.



"Waktu kita berenam main di dekat tempatnya Naga Kecil, empat dari kita memakan semak yang ada di mulut guanya," jelas Taliku. "Kalau semak itu beracun, kenapa mereka bisa tetap hidup, ya?"



"Yang kutahu racunnya hanya akan mengacaukan kepribadiannya, bukan membunuh...," jawab Dainase. Mendengar itu, Taliku menghela nafas lega. Tanpa disadari, ia menabrak pohon besar di depannya.



"Aduh..., kepalaku...," erang Taliku sambil mengelus-elus jidatnya.



"Taliku...,"



"Apa?"



"Kau lihat? Kita sudah sampai!" Mendengar omongan Dainase, Taliku langsung mendongak ke atas. Terlihat oleh mereka pohon hijau toska yang tinggi. Di puncaknya ada buah biru prussia, tepat seperti yang mereka cari.



"Pohonnya tinggi sekali. Bagaimana kita akan mengambil buahnya, gulu?" Taliku terlihat bingung.



"Tidak masalah, Taliku. Aku punya rencana bagus," jawab Dainase dengan entengnya. Lalu ia mengeluarkan jurus membuat klon-nya – jurus semacam mizubunshin. Sekejap saja, Dainase dan empat klonnya sudah ada di depan mata Taliku.



"Wow, itu ide yang brilian, Dainase...," ucap Taliku dengan mulut setengah menganga lantaran kagum.



"Terima kasih. Nah, kami akan saling panjat, dan kau naik ke puncak untuk mengambil buahnya. Kau mengerti?" jelas Dainase yang disambut oleh anggukan dari Taliku.



Dainase berjalan ke bawah pohon, lalu salah satu klon memanjat ke punggungnya. Begitu seterusnya hingga tidak ada klonnya yang ada di bawah. Di saat itu juga, Taliku memanjat ke punggung klon Dainase yang paling atas. Baru saja ia menjulurkan tangannya ke buah itu, tiba-tiba sesosok makhluk mencomot buah tersebut. Karena kaget, klon-klon Dainase menghilang tiba-tiba. Tidak usah ditanya lagi, Taliku jatuh ke bawah. Melihat itu, Dainase langsung menghindar. Bruk! Si oranye sudah ada di tanah dengan posisi (tidak) elitnya.



"...Sudah tahu aku mau jatuh kenapa kau malah menghindar...?" tanya Taliku dengan mata berkunang-kunang.



"Kalau aku tidak menghindar, kau bisa tertusuk duri di punggungku, tahu?!" jawab Dainase. Taliku hanya terdiam sambil berpikir bahwa jawaban Dainase cukup logis untuk membuatnya menghindar. Ia pun segera berdiri. Terdengar tawa cempreng dari puncak pohon yang pemiliknya tidak perlu diragukan lagi: Naga Burung Gagak.



"Hei, Vapour Duo! Kalau kalian ingin buah ini, kalian harus mengambilnya dariku~" kata Naga Burung Gagak mengejek.



"Apa? Vapour Duo?" Dainase merasa frasa itu benar-benar asing baginya.



"Err..., entah kenapa dia jadi seperti Michelangelo yang suka asal kalau memberi nama...," ujar Taliku.



---



Sementara itu di fandom TMNT alias Kura-Kura Ninja...



"Ah..., AH-CHOO!" Terdengar suara bersin yang keras dari kura-kura berbandana oranye itu.



"Mikey? Kau tidak apa-apa?" tanya kakaknya yang berbandana ungu.



"Err..., entahlah, Donnie. Tapi sepertinya ada yang sedang membicarakan diriku...,"



"Lupakan saja soal itu, Mikey.... Kita masih punya urusan yang harus segera kita selesaikan...,"



---



Oke, kita kembali ke fandom Dragon Warrior.



"Pasti kau menyebut kami demikian karena elemen kami api dan air, 'kan?" kata Dainase.



"Kenapa kau bisa tahu?" tanya Taliku.



"Ayolah, bukankah vapour itu artinya uap? Uap akan muncul saat air semakin panas, 'kan?" jawab Dainase.



Krik.... Krik.... Tidak ada suara kecuali seekor jangkrik yang datang entah dari mana. Semua hening.



"Lupakan soal itu, kawan.... Kita harus merebut kembali buahnya," ujar Taliku sambil memutar bola matanya.



Segera saja mereka berdua akan menyerang Naga Burung Gagak, namun gagal karena naga kecil berelemen kegelapan itu terus saja terbang ke sana kemari. Taliku dan Dainase cukup kewalahan menghadapinya.



"Nyehehehehe..., apa cuma itu kemampuan kalian, eh?" ejek Naga Burung Gagak sambil mengeluarkan jurus penusuknya. Sekejap saja Taliku dan Dainase terhempas ke belakang, menabrak pohon yang lainnya.



"Dainase, apa kau tahu...? Akibatnya kalau mereka... terlambat diobati...?" tanya Taliku terbata-bata.



"Yang kudengar..., mereka bisa kehilangan... jati diri mereka sendiri...," jawab Dainase dengan nafas tersengal-sengal. Lalu, mereka berusaha bangkit.



"Ini sungguh tidak bagus...," gumam Taliku geram. Tiba-tiba mereka teringat sesuatu.



"...Tunggu, apa kau berpikir sesuatu yang sedang kupikirkan...?" tanya Taliku.



"...Kurasa begitu...," jawab Dainase. Mereka mulai tersenyum yakin dan mulai mengambil ancang-ancang.



"Jurus Bola Api!!" pekik Taliku.



"Jurus Gelombang Laut!!" pekik Dainase.



Naga Burung Gagak yang lengah melihat jurus mereka yang bergabung menjadi satu. Ia berusaha kabur, namun apa daya lagi, ia terkena jurus itu. Akhirnya ia terjatuh, tepat di dekat pohon berwarna hijau toska itu.



"Kau lihat? Itu gabungan jurus kami!" kata Taliku sambil mencomot buah biru prussia itu dari tangan Naga Burung Gagak.



"Kalau saat berevolusi kami bisa melakukannya, kenapa saat masih naga kecil tidak?" lanjut Dainase. Mereka pun segera meninggalkan hutan itu.



---



"Hahaha..., kalian melakukannya dengan sangat baik. Aku sungguh salut dengan kalian...," ujar Naga Induk setelah melihat Taliku dan Dainase mendapatkan buah itu. Mereka hanya senyum-senyum mendengarnya.



"Nah, kalian bantu aku membuat ramuannya, ya?" lanjutnya. Mereka mengiyakannya.



Naga Induk bersama Taliku dan Dainase membuat ramuan dari buah itu. Setelah selesai, mereka meminumkannya kepada Khafu, Mulato, Kyupi, dan Milla. Tiba-tiba mereka tidak sadarkan diri.



"...Apa yang terjadi dengan mereka...?" tanya Taliku, khawatir.



"Jangan khawatir, nanti mereka bangun lagi...," kata Naga Induk, menjawab kekhawatiran Taliku. Tak lama kemudian, mereka berempat bangun.



"Apa yang sebenarnya terjadi dengan kami, kyu?" tanya Kyupi begitu terbangun.



"Tadi kepribadian kalian tertukar karena semak beracun waktu itu...," jawab Dainase.



"...Tapi tenang saja, gulu. Tadi kami berdua yang mencari obatnya," lanjut Taliku.



"Semak beracun? Untung Milla masih hidup...," kata Milla dengan polosnya. Semua tertawa mendengarnya.



"Iya, kupikir akan terjadi sesuatu dengan kami..., benar-benar mengkhawatirkan," ujar Khafu.



"Ayaya..., aku setuju dengan Khafu," jawab Mulato membenarkan ucapan Khafu.



Semua bisa bernafas lega. Sindrom pertukaran kepribadian sudah berhasil diatasi. Masalah utamanya sudah benar-benar selesai.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Oke, yang tadi bingung kenapa ada disclaimer TMNT, pastikan kalian perhatikan dalamnya, ya~ :)

Silakan dikomentari, para readers sekalian. Flame tidak diterima!

0 komentar:

Posting Komentar