Kamis, 13 Maret 2014

FanFic - Pawsitively (Im)Purrfect

Judul macam apa ini...? =_=a

Yaay~~!! Ane balik lagi XD!! Ane mau ngasih fanfic lagi, nih! Sebenarnya udah sekitar satu-dua tahun ane mikirin idenya, cuman baru dibuat sekitar dua minggu lalu... #dilemparwok
 
Notes and warnings:
  • Daigunder belongs to Takara.
  • Genre: err... kayaknya ini nyampur, deh...
  • Ahem..., contains RyuHaru hints... #yaoming #digampar
  • Banyak istilah asing di dalamnya, dengan keterangan:
    -nee: kakak perempuan (Jepang); contoh: Rika-nee = Kak Rika
    -senpai: senior (Jepang); contoh: Ryo-senpai = Senior Ryo
    -nii: kakak laki-laki (Jepang); contoh: Kai-nii = Kak Kai
    Oh Kami-sama (Jepang), Oh mein Gott (Jerman), Dio Mio (Italia): Oh my God <-- ini sih bahasanya Axis Powers...
    Aniki: kakak laki-laki (Jepang)
    Leprechaun: makhluk semacam kurcaci di cerita-cerita Irlandia
    Arigatou: terima kasih (Jepang)
    Gomennasai: maaf (Jepang)
    Minna: teman-teman (Jepang)
    Sou desu ne: semacam frasa Jepang untuk menyetujui sesuatu
  • Ada kemungkinan OOC atau kesalahan lainnya. 
Summary:
Sesuatu yang aneh bin ganjil sudah terjadi, dan korbannya adalah Bullion dan Tigamaru. Alhasil, rekan masing-masing sampai harus bergabung demi mengembalikan mereka seperti semula.
Enjoy~!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Pagi itu seharusnya jadi pagi yang tenang nan damai di Dailand, namun semua berubah saat Negara Api menyerang..., eh salah, salah! Tadi cuma bercanda. Yang benar seharusnya seperti ini:

Pagi itu seharusnya jadi pagi yang tenang nan damai di Dailand, namun sepertinya kalau kalian mengharapkan demikian, rasanya sama dengan mengharapkan keberadaan seekor unicorn di dunia nyata. Kenapa? Karena hal berikut ini terjadi, tepatnya di kamar Haruka.

"KYAA!! KENAPA KAU BISA SAMPAI KEMARI?!" Teriakan cempreng itu datang dari sang gadis dengan rambut dikepang aka Haruka. Sejurus kemudian, dua sosok setinggi anak SD muncul di pintu kamarnya.

"Ada apa, Haruka-nee?" tanya seorang bocah laki-laki berambut coklat terang, sebut saja Akira.

"Oh Kami-sama! Oh mein Gott! Dio mio! Ngapain Bullion-senpai tidur di situ?" pekik teman sang bocah yang berupa robot kecil berwarna putih, sebut saja Ryugu.

Penasaran apa yang terjadi? Nah, saudara-saudara sekalian, rupa-rupanya Bullion sang robot berbentuk singa itu sedang tidur, tapi dengan posisi menyamping kayak posisinya kucing rumah lagi tidur~ Kalau begitu, sudah bisa dibayangkan seperti apa tidurnya, 'kan?

"Bagaimana, ya? Sepertinya ada yang aneh dengannya, deh. Coba kamu poke-poke dia atau apa begitu...," pinta Akira.

"Oke," jawab Ryugu sambil mengeluarkan pedangnya, lalu digoyangkannya pedang itu di dekat Bullion, seperti orang ganggu ular gitulah....

"Aneh, perasaan ada sesuatu yang salah, deh...," ujar Haruka. Tiba-tiba, Bullion terbangun sambil menatap tajam penghuni kamar itu. Dia juga pasang ancang-ancang menyerang ala kucing rumah. Tidak usah ditanya lagi, ekspresi horor langsung terbentuk di wajah mereka bertiga.

"GYAAHH!!!" pekik mereka secara serempak. Tanpa ba-bi-bu-bi-bu (?) lagi, tiga sosok itu tunggang-langgang tidak jelas. Saat Akira mau kabur, nasib sial menimpa dirinya – dia malah jatuh, sudah begitu tepat di depan Bullion pula.

"Uh-oh...," Akira hanya terpaku sambil menatap Bullion dengan ketakutan. Oh tidak, tidak, aku bahkan terlalu muda untuk mati, pikirnya. Namun, sepertinya pikiran Bullion berlawanan dengan pikirannya. Sang robot berbentuk singa itu segera saja berlari ke arahnya.

1 detik...

2 detik...

3 detik...

Zrak! Sebuah sosok terlihat berdiri di depan Akira. Beberapa kilatan listrik kecil muncul dari lengan kirinya. Kalau keadaannya begitu, tentu amat sangat jelas kalau dia bukan manusia, melainkan robot.

"Syukurlah..., akhirnya sempat juga...,"

"Ryugu..., kau...," ucap Haruka dari sudut kamarnya. Wajahnya begitu khawatir melihat mereka berdua. Sejenak, suasana menjadi hening. Tak lama kemudian, Bullion kabur dari kamar Haruka dengan langkah terburu-buru.

Di koridor...,

"Drimorg, bangun oi! Aniki tiba-tiba hilang, tuh!" Sesosok robot elang, sebut saja EagleArrow, terlihat mengguncang-guncangkan tubuh adik mekaniknya (?) yang berbentuk mole oranye.

"Aduh..., apaaan, mogu...," ucap si robot mole aka Drimorg, sampai ia melihat Bullion melesat melewati mereka berdua. "Eh?! ANIKI!! TUNGGUIN KITA, WOY!!" teriak EagleArrow dan Drimorg serempak bagaikan kelompok paduan suara. Baru saja mereka akan beranjak, tiba-tiba Akira cs sudah ada di dekat mereka.

"Hegh..., hegh..., kalian tadi lihat Bullion atau tidak?" tanya Akira dengan nafas tersengal-sengal.

"Eto..., kami baru saja mau kejar Aniki, mogu. Ayo, kalian ikut sekalian," ajak Drimorg, diikuti dengan anggukan dari EagleArrow.

"Oke, ayo!" jawab Ryugu sampai kilatan kecil itu muncul lagi di lengan kirinya. "Ukh..., lenganku...,"

"He? Kenapa dengan lenganmu?" tanya EagleArrow dengan wajah penasaran.

"Pasti karena kena terkam tadi..., sialan...,"

"Kalau begitu, kau tunggu saja di sini, oke?" kata Akira. Haruka pun menimpali, "Biar aku betulkan dulu lenganmu itu,"

"Tapi, kalau nanti ada apa-apa denganmu, bagaimana?" tanya Ryugu khawatir.

"Tenang saja, mogu~ Kami bisa jaga diri, kok...," jawab Drimorg meyakinkan.

"Tapi, dengan tampang seperti itu, kok sepertinya tidak meyakinkan.... Pfft, lupakan saja," pikir Ryugu dengan ekspresi semi-YaoMing (?). Akhirnya, Akira bersama EagleArrow dan Drimorg bergegas pergi mencari Bullion.

---

"Aduh..., tuh macan sabertooth besi pada ke mana, ya?" Terlihat robot serigala berwarna ungu-hitam aka Rougamaru tengak-tengok ke sana kemari, sepertinya sedang mencari sesuatu. Ia juga menyumpah dalam hati, "Awas saja kalau sampai ketemu dia, bakal kucakar balik mukanya, biar dia tahu rasanya oplas gagal...," Akhirnya, ia memutuskan untuk mencarinya sambil lari, secara dia itu ninja, 'kan? Baru 10 meter ia berlari, ia melihat salah satu kawannya yang bernama Ginzan menyusulnya dari belakang.

"Rougamaru! Kau mau cari Tigamaru dengan keadaan begitu?" tanya Ginzan.

"Tentu saja, degozaru! Aku mau balas perbuatannya yang sudah ngebuat wajah tampanku jadi mode oplas gagal begini...," jawab Rougamaru sambil berlalu.

"Tampan? Yang benar saja? Kayaknya situ baru lihat leprechaun nyasar, kali ya?" pikir Ginzan sambil ber-sweatdrop ria dan menatap Rougamaru yang sudah menjauh.

Rougamaru berlari menyusuri pohon-pohon di hutan sambil memastikan Tigamaru ada di sekitar situ. Tiba-tiba, gusrak! Suara semak-semak di titik yang agak jauh mengalihkan perhatiannya. Dengan hati-hati, dihampirinya semak-semak itu.

"Aha! Di situ kau rupanya, Tiga...maru?" pekiknya yang diakhiri dengan ekspresi tanpa harapan lantaran dilihatnya 3 sosok yang sangat dikenalinya: Akira, EagleArrow, dan Drimorg.

"Mau apa kau, Rougamaru?" tanya EagleArrow sambil menatapnya tajam.

"Jangan kira kami tidak tahu sikapmu sekarang, mogu ne? Kau pasti mau menyerang kami, 'kan?" timpal Drimorg.

"Ano..., jangan salah sangka dulu, lah~ Tadi kupikir kalian Tigamaru...," sanggah Rougamaru. Akira yang melihat wajah Rougamaru yang aneh nan berantakan bertanya, "Kenapa dengan wajahmu? Kau baru dicakar?"

"Betul! Saat aku mau bangunkan Tigamaru, tiba-tiba dia mencakar wajahku. Sikapnya juga aneh sekali,"

"Apa sikapnya seperti kucing rumah, gitu?" tanya Akira seakan-akan ia mengerti apa yang diceritakan Rougamaru.

"Bingo!" jawab Rougamaru singkat. Sontak saja semua yang ada di situ minus Rougamaru ber-oh ria.

"Tunggu! Apa mungkin dia dan Aniki ada hubungannya, ya?" ucap EagleArrow pelan.

"He? Kenapa dengan aniki kalian?"

"Tadi pagi, Haruka-nee mergoki Bullion yang tidur di lantai kamarnya. Sikapnya kayak kucing rumah lagi tidur juga," jelas Akira.

"Lalu?" Rougamaru semakin penasaran.

"Ryugu kena terkam di lengannya pula...," lanjutnya.

"Pantesan anaknya tidak ada. Biasanya kalian 'kan nongol sama-sama...," kata Rougamaru.

"Iya, mogu. Kalau menurutku, kalian berdua malah kayak kakak-adik saja...," lanjut Drimorg.

"Sudah! Ini bukan waktu yang pas buat ngobrol! Lebih baik kita cari mereka, ayo!" kata Akira sambil berbalik, mengambil ancang-ancang untuk melakukan pencarian. Oke, anggota tim pencari bertambah satu lagi, yaitu Rougamaru.

---

Sementara itu di ruang perbaikan robot, terlihat dua orang yang saling berhadapan. Eit, bukan orang pacaran loh! Yang ada itu....

"Oke, selesai. Coba kau gerakkan!" Owh, rupa-rupanya itu Haruka yang baru saja selesai membetulkan lengan Ryugu yang sempat rusak gara-gara Bullion.

"Sudah benar lagi. Arigatou, Haruka-nee!" jawab Ryugu dengan sebuah senyuman semu yang terbentuk di wajahnya. Lalu, ia bersiap-siap untuk sesuatu. "Sekarang, ayo kita susul Akira dan yang lainnya...,"

"Eh..., memangnya tidak apa-apa? Kau 'kan baru saja diperbaiki...," tanya Haruka.

"Aku juga tahu itu, tapi mungkin saja terjadi sesuatu pada Akira...,"

"Betul juga, sih...," Suasana jadi hening sejenak sampai Haruka melanjutkan, "Baiklah! Aku ikut denganmu!" Kemudian, Haruka dan Ryugu bergegas menyusul kawan-kawan lainnya. Di tengah jalan, mereka bertemu Ginzan.

"Ginzan? Ngapain kau bengong di sini?" tanya Haruka. Ya, Ginzan memang terlihat sedang bengong sendiri di tengah hutan, sepertinya sedang mikirin sesuatu.

"Oh, kalian ya? Yah, sebetulnya sayapku rusak gara-gara Tigamaru," jawab Ginzan yang direspon dengan anggukan kecil dari dua orang sisanya. Ia juga melanjutkan, "Kalian sendiri kenapa bisa ada di sini?"

"Kami mau nyusul teman-teman yang lain," jawab Ryugu.

"Ngomong-ngomong, memangnya Tigamaru apakan sayapmu sampai rusak begitu?" tanya Haruka.

"Saat Rougamaru mau bangunkan Tigamaru, mereka malah jadi berantem. Niatnya aku itu melerai, tapi Tigamaru malah mengacak-acak sayapku...," jelas Ginzan.

"Wah, berarti kita senasib.... Terus?"

"Habis itu, Tigamaru lari dan Rougamaru mengejarnya. Aku tidak ikut karena..., yah, sayapku begini. Padahal aku mau mencarinya sambil terbang...," lanjut Ginzan dengan ekspresi kecewa.

"Tenang saja~ Kalau soal betulkan robot biar aku yang lakukan~" kata Haruka dengan entengnya. "Ryugu, kau bantu aku, ne?"

"Oke!" jawab Ryugu dengan semangat. Mereka pun bersama-sama memperbaiki sayap Ginzan sambil berbincang-bincang.

"Oi, tadi kau bilang kita senasib, ya?" tanya Ginzan.

"Iya, soalnya tadi Bullion-senpai menerkam lenganku. Tapi tenang saja, karena Haruka-nee sudah memperbaikinya," jelas Ryugu yang disambut oleh anggukan dari Haruka.

"Nah, selesai! Coba kau gerakkan sayapmu!" pinta Haruka yang sudah selesai memperbaiki sayap Ginzan. Lalu, Ginzan melakukannya dan ia merasa gerakannya jadi lebih ringan. "Berhasil! Kerja bagus, teman...,"

"Tunggu apa lagi? Ayo kita susul yang lainnya. Jangan sampai sesuatu terjadi pada mereka!"

"Oke, ayo!"

---

Kita balik ke Akira cs plus Rougamaru. Setelah sekitar 1,5 jam, akhirnya mereka menemukan target mereka: Bullion dan juga Tigamaru. Selain itu, mereka juga melihat tanaman berbau harum di dekatnya. Mau tahu seperti apa tanamannya? Begini, tanaman itu berbunga mekar dengan warna biru keunguan dan bau harum menyebar dari situ. Karena takut ketahuan, bocah berambut coklat terang itu bersembunyi di semak yang tebal, bersama 3 robot yang notabene rekan tim pencari.

"Eh?! Kenapa mereka malah nyium tanaman itu, mogu?" ucap Drimorg sambil sweatdrop.

"Mana aku tahu, Drimorg...? Kita lihat saja apa yang sebenarnya terjadi...," sahut EagleArrow yang kesal karena sifatnya Drimorg yang selalu ingin tahu.

"Awas! Mereka ada tepat di depan kita, degozaru!!" seru Rougamaru. Mendengar itu, yang lainnya melihat ke depan dan... benar saja: Bullion dan Tigamaru berada tepat di hadapan mereka. Spontan saja mereka berempat menjerit karena kaget. Yang dua itupun mengambil ancang-ancang untuk menyerang.

"Spin Revolver!!" Tidak usah ditanya lagi siapa yang membuat teriakan itu lengkap dengan cahaya yang melesat dan tepat mengenai Bullion serta Tigamaru. Mereka pun berbalik dan dilihatnya Haruka, Ryugu, dan juga Ginzan yang sudah ada di situ.

"Minna! Kalian sudah datang rupanya!"

"Ya ampun, hampir saja kalian diserang kalau bukan karena tembakan barusan...," kata Haruka dengan perasaan cemas.

"Bagus, semua sudah ada di sini. Tapi ngomong-ngomong, itu tanaman apa, sih?" tanya Akira sambil menunjuk tanaman berbau harum itu. Haruka terkejut melihatnya karena ia merasa kenal dengan tanaman itu. "Eeh?! Itu 'kan tanaman catnip?!"

"Apa, canis...?" tanya Ryugu ngasal.

"Yang benar itu catnip. Aku pernah dengar kalau bau harum dari tanaman itu bisa menarik perhatian kucing, bahkan kucing liar sekalipun...," jelas Haruka.

"Pantesan mereka dari tadi mereka terus nyium tanaman itu, mogu...," ucap Drimorg yang puas karena pertanyaannya terjawab. Namun, mereka juga bingung kenapa kucing yang bukan kucing (baca: robot kucing) bisa tertarik dengan tanaman catnip itu.

"Lucu sekali, sistem macam apa lagi yang ngebuat mereka jadi begini...? Jangan-jangan ada gen kucing di dalamnya...," ucap Ryugu dengan (amat) lugunya. Mendengar itu, Akira dan Drimorg malah tertawa.

"Ahahaha..., tumben kau bisa buat lelucon itu, mogu~" puji Drimorg.

"Sou desu ne..., tapi bukan saatnya untuk itu. Lebih baik kita sadarkan mereka!" kata Akira. Semuanya setuju mendengarnya.

"Caranya?" tanya Rougamaru.

"Kita hilangkan penarik perhatiannya. Dengan kata lain, kita hancurkan tanaman catnipnya," jawab Ginzan. "Kalau tanaman itu tidak ada, tentunya perhatian mereka buyar, 'kan?"

"Ginzan benar! Kita lakukan sekarang!"

"Baik! EagleArrow dan Drimorg, kalian alihkan perhatian mereka! Biar Ryugu dan Ginzan yang hancurkan tanamannya," jelas Akira.

"Baik!!" Setelah itu, mereka yang namanya disebut mulai menjalankan tugas yang sudah dibagi-bagikan itu. EagleArrow dan Drimorg mulai mengganggu Bullion dan Tigamaru.

"Aniki! Ada apa denganmu, hah?" "Kau lupa sama otoutomu, mogu ne?" Mendengar itu, Bullion dan Tigamaru merasa terganggu, tepat seperti yang direncanakan. Tanpa basa-basi lagi, mereka mengambil ancang-ancang menyerang. Namun, tidak seperti yang diharapkan, lawan mereka bisa menghindar dengan gesitnya. EagleArrow dan Drimorg terus menghindar, namun apa daya lagi ternyata mereka malah tertangkap olehnya. Mereka terus mendesak agar dua robot kucing liar itu tidak mengarah ke Ryugu dan Ginzan yang bergegas ke tanaman catnip itu, namun gagal.

"Ryugu! Ginzan! Awas, mereka lari ke arah kalian!" teriak Haruka memperingatkan.

"Nani?!" pekik Ginzan dan Ryugu kaget. Spontan saja mereka menghindar. Nyaris saja mereka kena sial untuk kedua kalinya.

"Cih, mereka sudah ada bersama tanaman itu lagi...," gumam Ginzan geram.

"Bagaimana ini, Ginzan-nii? Susah sekali kalau begini terus...," ucap Ryugu pada Ginzan.

"Oke, kau jangan panik. Aku akan bantu mereka mengalihkan perhatian, kau yang hancurkan tanamannya, mengerti?"

"Hah? Aku?" Ginzan hanya mengangguk sambil bergegas ke arah Bullion dan Tigamaru.

"Hufft..., mau gimana lagi? Kali ini harus berhasil!" gumam Ryugu sambil berlari ke arah tanaman catnip itu. Melihat itu, Tigamaru tidak tinggal diam.  Ia juga berlari ke target yang sama dengannya dan bersiap untuk menyerang robot kecil itu. Menyadari ia akan diserang, Ryugu meneruskan larinya dan ia melompati Tigamaru sambil mengeluarkan pedangnya.

"Hyaaahh!! Knight Quake!!" pekiknya sambil mengarahkan ujung pedangnya ke tanah. Prak! Saat pedang itu menancap tanah, seketika itu juga, muncul cahaya mirip-mirip api yang menjalar sampai ke tanaman catnip dan coba tebak apa yang terjadi – tanamannya terbakar seketika. Pada saat itu juga, gerakan Bullion dan Tigamaru terhenti seketika, kemudian mereka melontarkan kata-kata berikut, "Apa yang sebenarnya sedang terjadi?"

"Uwoo~h, akhirnya kau sadar juga, Tigamaru~" pekik Rougamaru sambil memeluk Tigamaru erat-erat.

"Hei, kau belum jawab pertanyaanku, loh...,"

"Insting kucing kalian keluar gara-gara tanaman itu," jawab Haruka sambil menunjuk ke tanaman catnip yang sudah terbakar. Bullion dan Tigamaru malah tambah bingung. "Maksudnya?"

"Kalian pernah nyium baunya, 'kan?" tanya Akira yang disambut dengan anggukan kecil dari mereka. "Mungkin karena itulah kalian bertingkah aneh...,"

"Heh, tidak peduli kalian bersikap aneh itu karena apa, yang penting 'kan masalah utamanya selesai~" lanjut Ryugu santai.

"Ngomong-ngomong soal bersikap aneh, aku hampir lupa sesuatu...," ucap Rougamaru pelan.

"Lupa apaan memangnya?" tanya Tigamaru penasaran.

"Aku ingin sekali mencakar wajahmu sebagai balasan karena kau sudah mencakar wajahku tadi pagi...," jawab Rougamaru lengkap dengan aura hitam di sekitarnya, kemudian ia mulai mengejar Tigamaru.

"Uwoo~h, go-gomennasai yo~!!" pekik Tigamaru panik sambil segera kabur dari TKP. Yang lainnya hanya tertawa melihatnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kok kayaknya nih fanfic gaje bener, ya...? 

0 komentar:

Posting Komentar