Kamis, 04 Juni 2015

Animanga Bernuansa Olahraga

Gue tahu gue udah jarang nongol lagi di blog ngaco ini. Salahkan seseorang di balik putusnya kabel optik bawah lautan Indonesia Timur yang menyebabkan modemku ini jadi ngeyel kalo 'disuruh' tersambung ke internet, mau ga mau gue jadi harus ngeblog lewat HP.
Dan lagi, gue juga sedang dalam masa percobaan move on dari sebuah kompetensi tingkat nasional yang mengharuskan gue untuk mengorbankan bulan-bulan masa aktif gue di sekolah, dan pada akhirnya tidak ada satupun dari perwakilan provinsi Papua (termasuk gue) yang berhasil merebut 'gelar kehormatan' (baca: medali) di sana. Whatever.

Oke, cukup curhatannya. Gue di sini buat nambah postingan lagi, iya 'kan?

Nah, kali ini gue mau ngomongin soal animanga khususnya yang bertemakan atau minimal mengandung unsur olahraga yang pernah gue tonton/baca atau sekedar pernah gue dengar judulnya. Jadi, mari kita simak di antaranya.

Gue ingat banget, semasa gue masih SD, ketika masih polos-polos inosennya, gue seneng banget nonton Captain Tsubasa di TV (sayangnya gue lupa di saluran mana :P). Bahkan saking polosnya, gue pernah nonton bareng bapak gue seolah-olah kami nonton pertandingan sepak bola beneran - gue ngedukung tim di mana si Tsubasa berada sedangkan bapak gue ngedukung lawan mainnya.

Sungguh momen yang absurd kalo diingat-ingat lagi. Dan itulah judul animanga bertema olahraga (tepatnya sepak bola) yang pertama kalinya gue tonton (FYI, gue pernah baca manganya, tapi punya tetangga gue semasa masih tinggal di sekitar SMANSA).

Yang kedua, masih satu era dengan ketika gue nonton anime Captain Tsubasa, gue sempat juga minjem manga dari kerabat emak gue, judulnya Kungfu Boy. Gue masih ingat jalan cerita dalam manga yang dipinjem itu; Chinmi selaku karakter utama duel sama seorang pelaut Barat merangkap petinju lalu mulai bangkit saat udah dalam keadaan terdesak.

Seperti yang gue bilang sebelumnya - sembari menegaskan, gue ngebaca volume manga itu satu era dengan gue nonton Captain Tsubasa. Karena itu, gue sempat main nge-skip halamannya mulai dari pertengahan, soalnya gue ngeri liat tampangnya si karakter utama yang udah babak belur gegara si pelaut itu. Maklum, saat itu gue masih sebegitu pucuknya (?) buat ngeliatin adegan kekerasan di dalamnya :P

Lantas, entah gue taruh di mana, manga itu udah main lenyap tanpa sempat dikembalikan....

Readers: Dasar peminjam PHP....

Oh iya, kalo ga salah manga ini pernah dijadikan anime, cuman masih format jadul. Namun, yang jadi masalah, gue ga pernah sekalipun nonton meski pernah sekali-dua kali ngeliat iklan penayangannya di SpaceT**n.

Saat ini pun, Kungfu Boy masih jadi animanga bertema bela diri favorit gue. Bahkan, tetangga sebelah gue yang sekarang (setelah gue sekeluarga pindah rumah ke Expo) sedang punya sepaket manga isi 10 volume yang sesekali gue pinjam untuk dibaca (sekaligus diperhatikan penggambaran gerakan yang cukup sulit bagi penggambar amatir macam gue).

Nah, beberapa di antara 10 volume itu, ada arc tentang misi Chinmi dan dua orang sebaya (yang pernah duel dengannya di turnamen bela diri) yang mengharuskan mereka masuk ke sebuah divisi angkatan laut. Dua orang sebaya yang gue maksud ini bernama Tantan - si ahli jurus tendangan - dan Shie Fan (Suer, sampai sekarang gue masih bingung bagian depan namanya 'Shi', 'Shie', atau 'Sie'. Korban typo (?) memang) - si pendekar tongkat. Arc ini baru saja gue baca beberapa minggu terakhir ini.

Lucunya, kalo gue perhatikan sekilas, entah kenapa tampang Tantan dan Shie Fan berasa mirip sama Connie dan Bertolt (atau Marco) di anime Shingeki no Kyojin :v

Readers: Nak, jangan OOT gitu, Nak....

Maaf deh, gue lanjutkan. Selama masa SD sampai tahun pertama gue di SMA, sejujurnya gue ga terlalu merhatiin animanga bernuansa olahraga lagi. Palingan cuma dengar judulnya atau nonton sekali-dua kali seperti Inazuma Eleven, Eyeshield 21, Slam Dunk, Idaten Jump, Kenji, atau Prince of Tennis. Udah, itu doang.

Semua mulai berubah ketika gue mengenal dua animanga terbaru bertema olahraga; yang satu bertema basket berjudul Kuroko no Basuke (selanjutnya gue singkat jadi Kurobas saja) dan yang satunya lagi bertema renang berjudul Free!. Keduanya rilis tahun 2010-an ke atas.

Gue pernah diajak nonton episode pertama Free! sama teman gue, tapi entah kenapa gue udah malas nonton lanjutannya. Mau tahu alasannya?

.

.

.

...Itu karena gue ga bisa renang, udah begitu sekolah gue ga pernah ngasih pelajaran renang, lagi....

Oke, pindah ke Kurobas. Sebenarnya keinginan nonton Kurobas ini sudah bermula ketika gue nemuin banyak fanart-nya di berbagai situs. Ditambah lagi, basket itu memang udah dari sananya jadi olahraga yang gue sukai selain bulutangkis. Belum lagi asumsi ngawur gue yang mengatakan bahwa Kurobas itu berasa kayak Captain Tsubasa versi basket (?).

Omong-omong soal Kurobas dan Captain Tsubasa, ada yang sama-sama bermarga Hyuuga, lho.... [mulai membayangkan sosok Junpei dan Koujirou yang bertemu atas alasan kesamaan nama marga]

Akan tetapi, rasa penasaran itu kian bertambah ketika tahu kalau kebanyakan seiyuu-nya pernah ngisi suara di beberapa anime yang pernah gue tonton belakangan ini, sebut saja Shingeki no Kyojin, Kakumeiki Valvrave, atau Nanatsu no Taizai. Di situlah sumber utama keinginan gue buat nonton anime bertema basket itu, sama seperti saat gue mulai nonton Hetalia.

Ya udah, daripada nanti readers pada makin rusuh karena OOT lagi, mending gue lanjut.

Awalnya proses mendapatkan beberapa episode Kurobas agak sulit. Pasalnya, teman gue yang pernah punya episode-episode itu malah menghapusnya, padahal dia satu-satunya di kelas gue yang punya. Pada akhirnya, gue minta ke teman semasa SMP yang masih satu sekolah dengan gue (walau sebenarnya gue paling malas jalan nanjak demi ketemu dia di ruang kelasnya).

Nah, sewaktu gue ketemu teman gue itu, dia sempat bilang ke gue, "Pas banget! Coba deh, kamu nonton itu, itung-itung bisa belajar tentang basket, lho!"

Gue manggut-manggut setuju, soalnya gue juga kebetulan pengen nyoba belajar dari sana karena trauma nilai ujian teori Penjas yang pas rerata.

"Oh iya, Nuha! Ada anime satu lagi yang tentang voli..., judulnya apa ya, saya lupa...."

Mendengar pertanyaan itu, gue langsung ingat review animanga yang pernah gue baca di majalah *nimonst*r punya teman gue di ruang kelas sebelah. Jadi, dengan penuh keyakinan gue bilang, "...Haikyuu!?"

"Nah, itu dia!" seru teman gue. "Tapi saya ga punya animenya, padahal pengen nonton...."

Voli, ya? Gue masih ingat betapa seringnya gue gagal dalam melakukan servis dan passing saat latihan teknik dasar voli. Karena ini ngebuat gue kurang suka voli, imbasnya adalah gue memutuskan untuk tidak menonton Haikyuu!.

Dan peristiwa itu pun berakhir dengan gue yang menonton 15 episode pertama Kurobas di rumah saat waktu senggang. Ternyata nonton anime ginian cukup membantu dalam memahami istilah-istilah khusus dalam perbasketan. Bahkan pernah sekali beberapa episode Seirin vs Shuutoku justru ampuh dalam membantu gue ngejawab dua pertanyaan berikut yang gue temukan di buku cetak Penjas kelas X punya gue.

...

25. Teknik menembak yang sering dilakukan pemain dari luar daerah bersyarat lawan adalah....
a. tembakan satu tangan di atas kepala
b. tembakan lay-up
c. tembakan meloncat dengan dua tangan
d. tembakan kaitan
e. tembakan dari samping

...

30. Gol yang tercipta dari lemparan di luar daerah bersyarat lawan memperoleh angka....
a. satu angka
b. dua angka
c. tiga angka
d. empat angka
e. tidak mendapatkan nilai

Begitu gue baca kedua pertanyaan itu, sosok Midorima yang sedang mengambil ancang-ancang menembak dari jarak yang tak lazim muncul di pikiran gue. Gue ingat jelas saat nonton episode-episode Seirin vs Shuutoku, Midorima menembak dengan sikap yang sama dengan sebuah gambar bantuan di buku Penjas tadi (sikap menembak satu tangan di atas kepala), dan ia juga punya kebiasaan menembak jauh-jauh demi mendapatkan tiga poin.

Maka, dengan sangat yakin, gue menjawab nomor 25 dengan opsi A dan nomor 30 dengan opsi C.

Rencananya gue mau minta beberapa episode dari teman gue itu, soalnya dia misah-misahin episodenya jadi beberapa bagian.

Oke, sekian curcol seputar animanga bertema olahraga kali ini. Gue mau ngasih bonus sedikit curcolan seputar karakter minor dari Kungfu Boy dan karakter mayor dari Kurobas.

-BONUS-

Gini, sewaktu gue lagi senggang sebelum pulang ke Jayapura (di hari terakhir OSN di Jogja) di kamar hotel, gue ngisi waktu itu dengan mencoba nge-doodle. Ceritanya gue nge-switch kostum tiga karakter Kungfu Boy dan tiga karakter Kurobas dengan susunan berikut: Chinmi-Kagami, Tantan-Koganei, Shie Fan-Kuroko. Benar-benar ide paling ngaco yang pernah gue pikirkan. Nah, ketika gue selesai nge-doodle, gue terperanjat bukan main.

"What the -beep-?! Kuroko kenapa cocok banget kalo nge-switch ama Shie Fan?!" batin gue.

Yah, emang benar sih, kalo diperhatikan sedikit lebih seksama, mereka berdua punya beberapa kesamaan, kayak gini, nih.

Pertama, bentuk mata mereka sama-sama bulat cenderung lonjong - yang entah kenapa memberikan aksen 'imut' pada mereka.

Kedua, penampilan mereka sekilas seperti tipikal kouhai pucuk yang lagi ikut MOS (?). Namun, orang-orang di fandom masing-masing yang ngeremehin mereka dipastikan langsung megap-megap begitu tahu kemampuan aslinya seperti apa.

Ketiga, sesuatu yag berkaitan dengan sebuah video yang dipotong dari salah satu episode Kurobas di Yo*T*be, di mana sebuah ekspresi murka dari Kuroko terlihat jelas setelah nyaris jadi korban kebengisan Hanamiya pada salah satu pertandingan basket. Biarpun ekspresinya selalu datar, tetap saja tampang Kuroko cukup menakutkan kalo sedang murka-murkanya. Dengan melihat video ini, gue jadi ingat pernah melihat Shie Fan dengan ekspresi serupa saat melihat bagian flashback di manga Kungfu Boy. Sama seramnya dengan Kuroko.

Dah, pokoknya kayak gitu.





1 komentar:

nyash mengatakan...

seru deh bacanya sangat menghibur sekali

susu kaleng

Posting Komentar