Rabu, 30 Juli 2014

FanFic - Nii-chan, Akulah Dirimu yang Sebelumnya!

Judul ga nyambung, bodo amat~ #yaoming

Yeay!! Ane bikin fanfic lagi! Tapi kali ini ane juga masukin chara minor di anime Daigunder episode 30, si robot kecil bentuk silinder itu loh~ Kalo mau tahu, silakan saksikan kapan saja di YouTube~

Nah, di fanfic kali ini, ane terinspirasi salah satu adegan di anime Hetalia, pas Feliciano (Italy) ketemu Chibitalia. Pokoknya tuh adegan betul-betul manis~ Satu lagi, awalnya ane mau bikin genre humor, tapi entah kenapa setelah jadi, malah nyasar ke hurt/comfort... -,-

Notes and warnings:
  • Daigunder belongs to Takara.
  • Genre: seperti yang ane bilang tadi, niatnya humor tapi malah nyasar ke hurt/comfort...
  • Contains some Japanese words.
  • Humor garing, OOC, salah ketik, dll.
Summary:
Kutemui robot kecil itu di lemari gudang dan ia terus memanggilku 'Nii-chan'. Aku sungguh tidak mengerti akan apa yang ia maksudkan. Apalagi ia juga punya detail yang sama denganku, mungkinkah kami ini punya kaitan satu sama lain?
Monggo dinikmati~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Aah..., di mana sih, kotak peralatannya? Profesor Hajime membutuhkannya sekarang juga!"

Kalimat itu terus saja terngiang di penjuru batinku. Sudah kubongkar isi salah satu lemari di gudang, tapi tidak ada yang kutemukan kecuali setumpuk barang bekas. Tidak! Mana mungkin robot petarung sepertiku mau menyerah?

Aku pun terus mencoba mencari kotak itu dan tiba-tiba mataku menangkap sesuatu – lemari di pojok ruangan. Mungkin lebih baik aku mencarinya di sana. Dengan segera, kubuka pintu lemari itu. Tunggu sebentar, aku menemukan sesuatu yang cukup asing bagiku....

...robot kecil berbentuk silinder? Dengan dua plat logam warna biru di sisinya?

Kuperhatikan sejenak robot itu. Sepertinya ia masih bisa dipakai, tapi kenapa ia dimasukkan ke lemari gudang, ya? Siapa yang membuatnya? Penampilannya sederhana, tapi ia juga terlihat lucu...

"Konnichiwa...."

Glek! Apa ini cuma perasaanku? Robot yang kutemui ini benar-benar bisa ngomong?! Apa iya? Ini pasti mimpi....

"Konnichiwa~ Kok tidak dijawab?"

Oh, Kami-sama.... Ternyata robot yang satu ini memang bisa ngomong....

"Ah, konnichiwa, ne.... Kau ini sebenarnya siapa, sih?" Aku mencoba ngobrol sebentar dengannya.

"Aku ini robot buatan Akira-chan. Kau sendiri?"

"Umm..., kau bisa memanggilku Ryugu.... Tapi, bagaimana aku harus memanggilmu? Kau tidak memberitahukan namamu...," jawabku sekenanya.

"Ne~ Panggil saja aku sesukamu, Akira-chan tidak memberiku nama...," Mendengar itu, aku diam saja. Kasihan juga, sih, dia tidak punya nama. Aku mulai berpikir keras bagaimana aku akan memanggilnya, dan di saat itulah tiba-tiba pandanganku terfokus ke sebuah simbol di badannya. Simbol itu sekilas terlihat seperti huruf 'T'.

Huruf 'T'! Sekarang aku tahu harus memanggilnya apa. Bukan itu saja, dua plat biru yang ada di sisinya itu bentuknya hampir sama dengan plat yang ada di sisi kepalaku. Dengan demikian, aku semakin yakin akan hal itu.

"Begini saja, bagaimana kalau aku memanggilmu Tatsu-chan? Biar sekalian ngepas denganku, konotasinya naga, iya 'kan?" jelasku bersemangat. Tepat seperti yang kuduga, robot kecil itu mulai menampakkan reaksi senangnya.

"Oh ya! Itu nama yang keren sekali, nii-chan~" Aku sungguh senang mendengar jawabannya.... Heh? Dia memanggilku nii-chan? Apa karena di matanya dia lebih kecil dariku.... Ah, sudahlah!

Pada saat itulah tiba-tiba pandanganku mengarah ke dalam lemari. Tunggu, bukankah itu kotak peralatan yang sudah kucari-cari dari tadi? Segera saja kuambil kotak itu. Dan di saat yang sama, aku bisa mendengar teriakan yang sudah tidak asing lagi bagiku.

"Oi! Kotaknya sudah ketemu apa belum, sih? Kalau tidak ketemu, biar aku bantu carikan!"

Gawat! Itu suara Akira! Bisa celaka kalau dia tahu aku mengeluarkan robot ini dari lemari, berhubung dia ada kaitan dengannya. Saking paniknya, tanpa sengaja kulempar robot kecil ini ke dalam lemari dan langsung menutupnya. Kemudian, kubawa kotak peralatannya keluar gudang. Pas sekali, kutemui Akira tepat di pintu gudang.

"Eh? Kupikir kau tidak menemukannya.... Kenapa lama sekali?" Sudah kuduga, dia pasti akan mengatakannya....

"Umm..., itu..., kotaknya ternyata nyelip di bagian belakang dalam lemari, makanya jadi lama begini.... Hehehe...," jawabku sekadarnya sambil mengajak Akira ke ruang kerja kakeknya. Namun, selama perjalanan kami ke sana aku terus memikirkan robot kecil yang sudah kuberi nama itu, Tatsu-chan. Aku pun sempat merasa bersalah karena sudah melemparnya ke dalam lemari dan menutupnya tanpa bicara sepatah katapun.

---

Suasana di sekitarku sungguh gelap gulita. Tidak ada apapun kecuali sisi-sisi koridor di sampingku yang kosong tanpa satupun benda yang menempel kecuali kerak-kerak hijau yang muncul entah dari mana. Aku juga bisa merasakan performa sistemku yang kian tinggi. Dan di saat itulah, ada suara-suara yang mencekam yang sudah sangat cukup untuk membuat bulu kuduk manusia berdiri dengan spontannya.

"Nii-chan...."

Nah, itulah suaranya. Suasana semakin tegang tatkala suara itu terdengar semakin jelas.

"Ryugu-niichan...."

Glek! Aku bisa melihat sebuah sosok dalam bayangan di depanku. Aku mendekatinya agar bisa melihatnya dengan lebih jelas. Lho, itu 'kan Tatsu-chan? Sebentar, ia melemparkan pandangan mematikan ke arahku. Apa yang sebenarnya terjadi?

"Kau harus menebus kesalahanmu, Nii-chan...."

Kalimat itu, jangan-jangan...?! Sekarang dia mendekatiku, lebih cepat dan lebih cepat! Eh? Apa ini?! Aku tidak bisa bergerak!

BRUK!

"WAAAHHH!!"

Kubuka mataku seketika, terlihat di sekitarku perabot-perabot dalam kamar Akira. Fuuh..., ternyata aku cuma bermimpi...

"Nii-chan~"

N-nani? Suara dari mana lagi itu? Kuarahkan pandanganku ke kanan-kiri untuk memastikan ada seseorang di penjuru kamar. Di saat itulah aku bisa melihat benda berbentuk silinder yang bagian atasnya nyempil di sebelah kiriku. Kuangkat benda itu segera.

"Nii-chan, kita 'kan belum selesai ngobrol, kenapa aku ditinggal?"

Sepertinya setetes air imaginer baru saja menampakkan dirinya di dekat wajahku....

"Yaah..., kirain siapa..., ternyata kamu, Tatsu-chan.... Kenapa kau bisa muncul di sini, hah?" tanyaku dengan suara pelan agar penghuni ranjang di atasku ini tidak terbangun. Sungguh aneh, bagaimana bisa ia tahu aku di sini, padahal aku meninggalkannya di gudang?

"Kau tidak mengunci gudangnya, makanya aku bisa keluar dan mengikutimu, Nii-chan.... Hebat, 'kan~?" jelasnya puas. Aku diam saja.

Suara derit pintu tiba-tiba terdengar oleh kami. Perlahan tapi pasti, pintu kamar mulai terbuka dan muncul sesosok gadis di sana. Melihat itu, aku segera menyembunyikan Tatsu-chan di belakangku. Aku tidak mau ia dilihat siapapun, karena kalau sampai ketahuan, itu artinya kami dalam masalah besar.

"Lho? Kau belum tidur, ya?" tanya sosok itu yang ternyata Haruka.

"Err, sepertinya aku kena insomnia, Nee-san...," Ugh, lagi-lagi aku asal menjawab!

"Kau ngarang, ya? Mana ada cerita robot kena insomnia? Lebih baik kau cepat tidur! Besok ada latih tanding sama Susumu," ujarnya sambil keluar kamar dan menutup pintunya.

Fuuh..., untung saja Haruka tidak tahu soal Tatsu-chan. Kubalikkan posisiku ke robot kecil itu, sepertinya ia merasa semacam diabaikan....

"Oke, dengar baik-baik, ya! Aku tidak punya waktu main-main denganmu, jadi jangan mengikutiku terus, mengerti?" Aku bertanya padanya untuk memastikan ia mengerti keadaanku.

"I-iya, Nii-chan...," jawabnya. Raut mukanya terlihat sedih.

"Tidak apa-apa, Tatsu-chan. Biar aku antarkan kau ke gudang, ne?"

Ia tidak menjawab sepatah katapun. Ia diam saja selama kubawa ke gudang. Aku sendiri terus mengarahkan pandangan ke kanan-kiri untuk memastikan bahwa tidak ada yang terjaga malam itu. Beberapa koridor sudah kami lewati, dan akhirnya kami sampai di gudang.

Kubuka pintu gudang perlahan-lahan. Lalu kulangkahkan kakiku ke sebuah lemari penyimpanan yang ada di pojok ruangan. Di situ kami diam sebentar, dan akhirnya Tatsu-chan angkat bicara juga.

"Nii-chan, apa kau akan meninggalkanku di sini sendiri...?"

Hening. Pertanyaan yang ia lontarkan tidak kujawab sedikitpun. Aku hanya diam sembari memasukkannya ke dalam lemari. Dan di saat aku akan keluar gudang, aku mendengar dua buah kalimat lagi. Tatsu-chan yang mengucapkannya.

"...Apa kau benar-benar akan meninggalkanku sendirian di sini...?"

Aku terhenti sebentar di pintu gudang.

"...Aku kesepian di sini, Ryugu-niichan...,"

Tak kuhiraukan omongannya. Aku hanya berjalan keluar gudang tanpa merespon panggilannya.

...Sumimasen, Tatsu-chan....

---

Hari demi hari kulewati dengan suksesnya. Namun, sepanjang hari itu juga aku masih merasakan hal yang mengganjal nurani. Sejak terakhir kali bertemu Tatsu-chan, aku jadi kurang bersemangat tiap kali ikut tanding latih. Aku selalu memikirkan si robot kecil itu.

"Oi, kenapa denganmu, kawan? Akhir-akhir ini kau murung terus, deh...," Sebuah pertanyaan sukses membuyarkan semua lamunanku.

"...Pikirkan saja urusanmu sendiri, Akira...," jawabku malas tanpa menengok ke arahnya.

"Eeh?! Apa barangkali kau punya rahasia?"

Sial, bocah jabrik itu masih saja ingin tahu urusanku. Kudiamkan saja dia, aku tidak mau kalau rahasiaku dengan Tatsu-chan sampai terbongkar.

"Ayolah, Ryugu~ Kita ini 'kan sudah jadi sahabat, masa' iya kau lupa...? 'Kan tak ada salahnya juga kalau kau cerita padaku, takkan kuberitahukan ke siapapun, kok...."

Glek! Kau benar, Akira....

Persahabatan yang sudah kita jalin sejak kita bertemu untuk pertama kalinya.... Baiklah, aku tidak mau mengecewakannya!

"...Baiklah kalau kau memaksa.... Sebenarnya ini menyangkut robot yang kau buat sendiri itu...," jawabku terus terang.

"Robot yang kubuat sendiri? Yang mana, sih?"

"Umm..., yang bentuknya silinder itu.... Juga ada detail yang seperti ini...," jelasku seraya menunjuk ke plat biru di sisi kepalaku. "...aku meninggalkannya sendirian di gudang. Ayo ikut aku."

Kami pun mulai melangkah ke gudang demi melihat Tatsu-chan di sana. Selama kami ke sana, aku terus memikirkan kalimat ini, 'Semoga saja kau tidak marah padaku, Tatsu-chan. Aku mulai sadar kau kesepian di dalam lemari gudang,' Aku ingin minta maaf padanya sekalian.

Beberapa lorong sudah kami lewati. Namun, saat kami berada di lorong tempat gudang itu berada, betapa terkejutnya diriku melihat pintu gudang yang menganga lebar dari kejauhan. Aku segera bergegas ke pintu gudang dan apa yang kudapat?

"Kenapa, Ryugu? Ada yang aneh?" Pertanyaan yang meluncur keluar dari lisan Akira membuatku semakin yakin dengan apa yang kulihat sekarang ini.

"...Ini gawat...," "Ne? Nan desu ka?"

"...Dia hilang!!" seruku setengah panik.

"Eeh?! Kita cari sekarang, ayo!!" respon Akira sambil bergegas keluar untuk mencari Tatsu-chan. Aku pun menyusulnya segera. Aku takut terjadi sesuatu dengan robot kecil itu.

Kami terus berlari dan terus berlari, melesat melewati berbagai hal di sekitar kami; mulai dari pepohonan, semak-semak, hingga akhirnya kami memasuki pusat kota. Kami tidak menyerah begitu saja meski sudah menempuh beratus-ratus meter tanpa menuai hasil.

Kami meneruskan pencarian di jalanan kota. Kami menanyai beberapa orang yang lalu-lalang di situ, namun tidak ada satupun yang mengenalinya. Setelah sekitar satu jam pencarian, akhirnya kami berhenti sebentar di pinggir jalan raya. Aku semakin khawatir dengan keberadaan Tatsu-chan.

"Ini... sulit... sekali.... Aku mulai... meragukan... keberadaannya...," ucapku sambil terengah-engah. Sumpah, pencarian ini sungguh melelahkan sedangkan kami tidak kunjung menemukannya.

"Hei..., jangan pesimis begitu, ah! Kita... pasti bisa menemukannya...!"

"Aku tahu, Akira.... Tapi..., ini sudah satu jam..., tahu?!"

Aku mencoba mengarahkan pandanganku ke sekitar kami, kalau-kalau ada Tatsu-chan di situ. Di saat itulah tiba-tiba perhatianku tertuju ke seseorang yang menyahut, sepertinya hendak memperingatkan yang lainnya.

"Ah? Oi, jangan ke tengah jalan!! Bahaya! Oi!!"

Ya, kira-kira seperti itu sahutannya. Kufokuskan pandanganku ke arah tengah jalan, dan aku bisa melihat sesuatu yang sepertinya sangat kukenal....

...itu 'kan Tatsu-chan?! Dan dia ada di tengah jalan raya yang sedang ramai-ramainya?! Kalau dibiarkan, bisa-bisa dia.... Tidak! Ini tidak boleh terjadi! Aku tidak mau perasaan bersalah ini menyerangku terus-terusan!

Aku segera berlari ke pinggir jalan yang terdekat dengan lokasinya sekarang. Lalu, segera kuambil ancang-ancang untuk membawa Tatsu-chan ke seberang jalan. Aku tidak menggubris teriakan Akira di kejauhan.

"Bertahanlah di situ, Tatsu-chan!! Aku akan menolongmu!!" seruku seraya berlari ke tengah jalan raya. Namun, baru saja kuhampiri Tatsu-chan, teriakan itu terdengar lagi olehku.

"ABUNAI, RYUGU!! ADA LORI DI SITU!!"

Kuarahkan pandanganku ke samping kiri kami. Yang terlihat olehku adalah sebuah lori besar yang siap menerjang kami berdua. Aku segera mendekap Tatsu-chan erat-erat sambil mengharapkan keselamatan kami dan sebisa mungkin menghindari lori itu.

BRUK!

Semua berubah gelap total.

---

"...Kau tidak apa-apa, 'kan?"

Kubuka kedua mataku. Terlihat olehku beberapa manusia – termasuk Akira – yang berkerumun di sekitarku. Aku mencoba bangkit. Fuuh..., ternyata aku selamat, meski tadinya aku sempat terserempet lori tadi.

"Ne..., kurasa cuma sedikit kerusakan.... Tunggu dulu, mana Tatsu-chan?" Ketika aku terbangun, aku tersadar kalau Tatsu-chan sudah tidak ada di dekatku.

"Tatsu-chan...? Siapa itu?" tanya Akira kebingungan. Astaga, aku lupa kalau aku belum memberitahukan nama robot kecil itu! Di saat-saat kebingunganku itu, tiba-tiba aku mendengar ada yang memanggilku.

"Nii-chan! Ternyata kau masih peduli denganku!"

Suara itu... Tatsu-chan!! Ia muncul di antara kerumunan manusia dan langsung memelukku erat-erat. Ah..., arigatou, Kami-sama....

"Eeh? Jadi itu robot yang kau maksud?" tanya Akira. "Kau yang memanggilnya Tatsu-chan? Aku tidak pernah menyangka kalau ternyata dia bisa bicara...."

"Ahaha..., itu benar, Akira.... Dia bilang kau tidak memberinya nama, jadi kupanggil saja Tatsu-chan...," jelasku puas.

Aku sungguh lega karena bukan hanya Tatsu-chan yang selamat, tapi Akira juga sudah paham kalau robot itu sudah dapat nama yang pantas.

"Oh iya, apa kau mau tahu sesuatu yang lain soal Tatsu-chan?" Bocah jabrik itu bertanya lagi, namun dengan ekspresi usilnya yang khas. Kuanggukkan kepalaku karena aku memang ingin mendengarnya.

"Aku membuatnya saat aku masih kecil, lho~ Dan satu lagi, aku membuatnya beberapa tahun sebelum kau memunculkan diri~" jelasnya sambil mendekap Tatsu-chan.

Sebentar, sebelum aku memunculkan diri?! Jangan-jangan....

"Ada apa, Ryugu-niichan~?" Kali ini giliran Tatsu-chan yang bertanya.

"...Tolong, jangan panggil aku Nii-chan lagi, ne? Harusnya aku yang memanggilmu Nii-chan.... Dan ngomong-ngomong...," "Ya?"

"Aku ingin minta maaf karena sudah meninggalkanmu sendirian di gudang. Apa kau akan memaafkanku...?" tanyaku sambil tertunduk.

"Tentu saja! Aku juga senang karena kau mau menerimaku sebagai 'saudara'~"

'Saudara', ya...? Terdengar sebagai hubungan yang begitu hangat. Kupeluk ia kembali sambil berujar, "Selamat datang di tim kami..., Tatsu-niisan...."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Mantab bro

Unknown mengatakan...

Tetaplah berkarya

Posting Komentar