Judul ga nyambung, bodo amat~ #yaoming
Yeay!! Ane bikin fanfic lagi! Tapi kali ini ane juga masukin chara minor di anime Daigunder episode 30, si robot kecil bentuk silinder itu loh~ Kalo mau tahu, silakan saksikan kapan saja di YouTube~
Nah, di fanfic kali ini, ane terinspirasi salah satu adegan di anime Hetalia, pas Feliciano (Italy) ketemu Chibitalia. Pokoknya tuh adegan betul-betul manis~ Satu lagi, awalnya ane mau bikin genre humor, tapi entah kenapa setelah jadi, malah nyasar ke hurt/comfort... -,-
Notes and warnings:
- Daigunder belongs to Takara.
- Genre: seperti yang ane bilang tadi, niatnya humor tapi malah nyasar ke hurt/comfort...
- Contains some Japanese words.
- Humor garing, OOC, salah ketik, dll.
Kutemui robot kecil itu di lemari gudang dan ia terus memanggilku 'Nii-chan'. Aku sungguh tidak mengerti akan apa yang ia maksudkan. Apalagi ia juga punya detail yang sama denganku, mungkinkah kami ini punya kaitan satu sama lain?Monggo dinikmati~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Aah..., di mana sih, kotak
peralatannya? Profesor Hajime membutuhkannya sekarang juga!"
Kalimat itu terus saja terngiang di
penjuru batinku. Sudah kubongkar isi salah satu lemari di gudang, tapi tidak
ada yang kutemukan kecuali setumpuk barang bekas. Tidak! Mana mungkin robot
petarung sepertiku mau menyerah?
Aku pun terus mencoba mencari kotak itu
dan tiba-tiba mataku menangkap sesuatu – lemari di pojok ruangan. Mungkin lebih
baik aku mencarinya di sana. Dengan segera, kubuka pintu lemari itu. Tunggu sebentar,
aku menemukan sesuatu yang cukup asing bagiku....
...robot kecil berbentuk silinder? Dengan
dua plat logam warna biru di sisinya?
Kuperhatikan sejenak robot itu.
Sepertinya ia masih bisa dipakai, tapi kenapa ia dimasukkan ke lemari gudang,
ya? Siapa yang membuatnya? Penampilannya sederhana, tapi ia juga terlihat
lucu...
"Konnichiwa...."
Glek! Apa ini cuma perasaanku? Robot yang
kutemui ini benar-benar bisa ngomong?! Apa iya? Ini pasti mimpi....
"Konnichiwa~ Kok tidak
dijawab?"
Oh, Kami-sama.... Ternyata robot yang
satu ini memang bisa ngomong....
"Ah, konnichiwa, ne.... Kau ini
sebenarnya siapa, sih?" Aku mencoba ngobrol sebentar dengannya.
"Aku ini robot buatan Akira-chan.
Kau sendiri?"
"Umm..., kau bisa memanggilku
Ryugu.... Tapi, bagaimana aku harus memanggilmu? Kau tidak memberitahukan
namamu...," jawabku sekenanya.
"Ne~ Panggil saja aku sesukamu,
Akira-chan tidak memberiku nama...," Mendengar itu, aku diam saja. Kasihan
juga, sih, dia tidak punya nama. Aku mulai berpikir keras bagaimana aku akan
memanggilnya, dan di saat itulah tiba-tiba pandanganku terfokus ke sebuah
simbol di badannya. Simbol itu sekilas terlihat seperti huruf 'T'.
Huruf 'T'! Sekarang aku tahu harus
memanggilnya apa. Bukan itu saja, dua plat biru yang ada di sisinya itu
bentuknya hampir sama dengan plat yang ada di sisi kepalaku. Dengan demikian,
aku semakin yakin akan hal itu.
"Begini saja, bagaimana kalau aku
memanggilmu Tatsu-chan? Biar sekalian ngepas denganku, konotasinya naga, iya
'kan?" jelasku bersemangat. Tepat seperti yang kuduga, robot kecil itu
mulai menampakkan reaksi senangnya.
"Oh ya! Itu nama yang keren sekali,
nii-chan~" Aku sungguh senang mendengar jawabannya.... Heh? Dia
memanggilku nii-chan? Apa karena di matanya dia lebih kecil dariku.... Ah, sudahlah!
Pada saat itulah tiba-tiba pandanganku
mengarah ke dalam lemari. Tunggu, bukankah itu kotak peralatan yang sudah
kucari-cari dari tadi? Segera saja kuambil kotak itu. Dan di saat yang sama,
aku bisa mendengar teriakan yang sudah tidak asing lagi bagiku.
"Oi! Kotaknya sudah ketemu apa
belum, sih? Kalau tidak ketemu, biar aku bantu carikan!"
Gawat! Itu suara Akira! Bisa celaka kalau
dia tahu aku mengeluarkan robot ini dari lemari, berhubung dia ada kaitan
dengannya. Saking paniknya, tanpa sengaja kulempar robot kecil ini ke dalam
lemari dan langsung menutupnya. Kemudian, kubawa kotak peralatannya keluar
gudang. Pas sekali, kutemui Akira tepat di pintu gudang.
"Eh? Kupikir kau tidak
menemukannya.... Kenapa lama sekali?" Sudah kuduga, dia pasti akan
mengatakannya....
"Umm..., itu..., kotaknya ternyata
nyelip di bagian belakang dalam lemari, makanya jadi lama begini....
Hehehe...," jawabku sekadarnya sambil mengajak Akira ke ruang kerja
kakeknya. Namun, selama perjalanan kami ke sana aku terus memikirkan robot
kecil yang sudah kuberi nama itu, Tatsu-chan. Aku pun sempat merasa bersalah
karena sudah melemparnya ke dalam lemari dan menutupnya tanpa bicara sepatah
katapun.
---
Suasana di sekitarku sungguh gelap
gulita. Tidak ada apapun kecuali sisi-sisi koridor di sampingku yang kosong
tanpa satupun benda yang menempel kecuali kerak-kerak hijau yang muncul entah
dari mana. Aku juga bisa merasakan performa sistemku yang kian tinggi. Dan di
saat itulah, ada suara-suara yang mencekam yang sudah sangat cukup untuk
membuat bulu kuduk manusia berdiri dengan spontannya.
"Nii-chan...."
Nah, itulah suaranya. Suasana semakin
tegang tatkala suara itu terdengar semakin jelas.
"Ryugu-niichan...."
Glek! Aku bisa melihat sebuah sosok dalam
bayangan di depanku. Aku mendekatinya agar bisa melihatnya dengan lebih jelas.
Lho, itu 'kan Tatsu-chan? Sebentar, ia melemparkan pandangan mematikan ke
arahku. Apa yang sebenarnya terjadi?
"Kau
harus menebus kesalahanmu, Nii-chan...."
Kalimat itu, jangan-jangan...?! Sekarang
dia mendekatiku, lebih cepat dan lebih cepat! Eh? Apa ini?! Aku tidak bisa
bergerak!
BRUK!
"WAAAHHH!!"
Kubuka mataku seketika, terlihat di
sekitarku perabot-perabot dalam kamar Akira. Fuuh..., ternyata aku cuma
bermimpi...
"Nii-chan~"
N-nani? Suara dari mana lagi itu?
Kuarahkan pandanganku ke kanan-kiri untuk memastikan ada seseorang di penjuru
kamar. Di saat itulah aku bisa melihat benda berbentuk silinder yang bagian
atasnya nyempil di sebelah kiriku. Kuangkat benda itu segera.
"Nii-chan, kita 'kan belum selesai
ngobrol, kenapa aku ditinggal?"
Sepertinya setetes air imaginer baru saja
menampakkan dirinya di dekat wajahku....
"Yaah..., kirain siapa..., ternyata
kamu, Tatsu-chan.... Kenapa kau bisa muncul di sini, hah?" tanyaku dengan
suara pelan agar penghuni ranjang di atasku ini tidak terbangun. Sungguh aneh,
bagaimana bisa ia tahu aku di sini, padahal aku meninggalkannya di gudang?
"Kau tidak mengunci gudangnya,
makanya aku bisa keluar dan mengikutimu, Nii-chan.... Hebat, 'kan~?"
jelasnya puas. Aku diam saja.
Suara derit pintu tiba-tiba terdengar
oleh kami. Perlahan tapi pasti, pintu kamar mulai terbuka dan muncul sesosok
gadis di sana. Melihat itu, aku segera menyembunyikan Tatsu-chan di belakangku.
Aku tidak mau ia dilihat siapapun, karena kalau sampai ketahuan, itu artinya
kami dalam masalah besar.
"Lho? Kau belum tidur, ya?"
tanya sosok itu yang ternyata Haruka.
"Err, sepertinya aku kena insomnia,
Nee-san...," Ugh, lagi-lagi aku asal menjawab!
"Kau ngarang, ya? Mana ada cerita
robot kena insomnia? Lebih baik kau cepat tidur! Besok ada latih tanding sama
Susumu," ujarnya sambil keluar kamar dan menutup pintunya.
Fuuh..., untung saja Haruka tidak tahu
soal Tatsu-chan. Kubalikkan posisiku ke robot kecil itu, sepertinya ia merasa
semacam diabaikan....
"Oke, dengar baik-baik, ya! Aku
tidak punya waktu main-main denganmu, jadi jangan mengikutiku terus,
mengerti?" Aku bertanya padanya untuk memastikan ia mengerti keadaanku.
"I-iya, Nii-chan...," jawabnya.
Raut mukanya terlihat sedih.
"Tidak apa-apa, Tatsu-chan. Biar aku
antarkan kau ke gudang, ne?"
Ia tidak menjawab sepatah katapun. Ia
diam saja selama kubawa ke gudang. Aku sendiri terus mengarahkan pandangan ke
kanan-kiri untuk memastikan bahwa tidak ada yang terjaga malam itu. Beberapa
koridor sudah kami lewati, dan akhirnya kami sampai di gudang.
Kubuka pintu gudang perlahan-lahan. Lalu
kulangkahkan kakiku ke sebuah lemari penyimpanan yang ada di pojok ruangan. Di
situ kami diam sebentar, dan akhirnya Tatsu-chan angkat bicara juga.
"Nii-chan, apa kau akan
meninggalkanku di sini sendiri...?"
Hening. Pertanyaan yang ia lontarkan
tidak kujawab sedikitpun. Aku hanya diam sembari memasukkannya ke dalam lemari.
Dan di saat aku akan keluar gudang, aku mendengar dua buah kalimat lagi.
Tatsu-chan yang mengucapkannya.
"...Apa kau benar-benar akan
meninggalkanku sendirian di sini...?"
Aku terhenti sebentar di pintu gudang.
"...Aku kesepian di sini,
Ryugu-niichan...,"
Tak kuhiraukan omongannya. Aku hanya
berjalan keluar gudang tanpa merespon panggilannya.
...Sumimasen, Tatsu-chan....
---
Hari demi hari kulewati dengan suksesnya.
Namun, sepanjang hari itu juga aku masih merasakan hal yang mengganjal nurani.
Sejak terakhir kali bertemu Tatsu-chan, aku jadi kurang bersemangat tiap kali
ikut tanding latih. Aku selalu memikirkan si robot kecil itu.
"Oi, kenapa denganmu, kawan?
Akhir-akhir ini kau murung terus, deh...," Sebuah pertanyaan sukses
membuyarkan semua lamunanku.
"...Pikirkan saja urusanmu sendiri,
Akira...," jawabku malas tanpa menengok ke arahnya.
"Eeh?! Apa barangkali kau punya
rahasia?"
Sial, bocah jabrik itu masih saja ingin
tahu urusanku. Kudiamkan saja dia, aku tidak mau kalau rahasiaku dengan
Tatsu-chan sampai terbongkar.
"Ayolah, Ryugu~ Kita ini 'kan sudah
jadi sahabat, masa' iya kau lupa...? 'Kan tak ada salahnya juga kalau kau
cerita padaku, takkan kuberitahukan ke siapapun, kok...."
Glek! Kau benar, Akira....
Persahabatan yang sudah kita jalin sejak
kita bertemu untuk pertama kalinya.... Baiklah, aku tidak mau mengecewakannya!
"...Baiklah kalau kau memaksa....
Sebenarnya ini menyangkut robot yang kau buat sendiri itu...," jawabku
terus terang.
"Robot yang kubuat sendiri? Yang
mana, sih?"
"Umm..., yang bentuknya silinder
itu.... Juga ada detail yang seperti ini...," jelasku seraya menunjuk ke
plat biru di sisi kepalaku. "...aku meninggalkannya sendirian di gudang.
Ayo ikut aku."
Kami pun mulai melangkah ke gudang demi
melihat Tatsu-chan di sana. Selama kami ke sana, aku terus memikirkan kalimat
ini, 'Semoga saja kau tidak marah padaku, Tatsu-chan. Aku mulai sadar kau
kesepian di dalam lemari gudang,' Aku ingin minta maaf padanya sekalian.
Beberapa lorong sudah kami lewati. Namun,
saat kami berada di lorong tempat gudang itu berada, betapa terkejutnya diriku
melihat pintu gudang yang menganga lebar dari kejauhan. Aku segera bergegas ke
pintu gudang dan apa yang kudapat?
"Kenapa, Ryugu? Ada yang aneh?"
Pertanyaan yang meluncur keluar dari lisan Akira membuatku semakin yakin dengan
apa yang kulihat sekarang ini.
"...Ini gawat...," "Ne?
Nan desu ka?"
"...Dia hilang!!" seruku
setengah panik.
"Eeh?! Kita cari sekarang,
ayo!!" respon Akira sambil bergegas keluar untuk mencari Tatsu-chan. Aku
pun menyusulnya segera. Aku takut terjadi sesuatu
dengan robot kecil itu.
Kami terus berlari dan terus berlari,
melesat melewati berbagai hal di sekitar kami; mulai dari pepohonan,
semak-semak, hingga akhirnya kami memasuki pusat kota. Kami tidak menyerah
begitu saja meski sudah menempuh beratus-ratus meter tanpa menuai hasil.
Kami meneruskan pencarian di jalanan
kota. Kami menanyai beberapa orang yang lalu-lalang di situ, namun tidak ada
satupun yang mengenalinya. Setelah sekitar satu jam pencarian, akhirnya kami
berhenti sebentar di pinggir jalan raya. Aku semakin khawatir dengan keberadaan
Tatsu-chan.
"Ini... sulit... sekali.... Aku
mulai... meragukan... keberadaannya...," ucapku sambil terengah-engah.
Sumpah, pencarian ini sungguh melelahkan sedangkan kami tidak kunjung
menemukannya.
"Hei..., jangan pesimis begitu, ah!
Kita... pasti bisa menemukannya...!"
"Aku tahu, Akira.... Tapi..., ini
sudah satu jam..., tahu?!"
Aku mencoba mengarahkan pandanganku ke
sekitar kami, kalau-kalau ada Tatsu-chan di situ. Di saat itulah tiba-tiba
perhatianku tertuju ke seseorang yang menyahut, sepertinya hendak
memperingatkan yang lainnya.
"Ah? Oi, jangan ke tengah jalan!!
Bahaya! Oi!!"
Ya, kira-kira seperti itu sahutannya.
Kufokuskan pandanganku ke arah tengah jalan, dan aku bisa melihat sesuatu yang
sepertinya sangat kukenal....
...itu 'kan Tatsu-chan?! Dan dia ada di
tengah jalan raya yang sedang ramai-ramainya?! Kalau dibiarkan, bisa-bisa
dia.... Tidak! Ini tidak boleh terjadi! Aku tidak mau perasaan bersalah ini
menyerangku terus-terusan!
Aku segera berlari ke pinggir jalan yang
terdekat dengan lokasinya sekarang. Lalu, segera kuambil ancang-ancang untuk
membawa Tatsu-chan ke seberang jalan. Aku tidak menggubris teriakan Akira di
kejauhan.
"Bertahanlah di situ, Tatsu-chan!!
Aku akan menolongmu!!" seruku seraya berlari ke tengah jalan raya. Namun,
baru saja kuhampiri Tatsu-chan, teriakan itu terdengar lagi olehku.
"ABUNAI, RYUGU!! ADA LORI DI
SITU!!"
Kuarahkan pandanganku ke samping kiri
kami. Yang terlihat olehku adalah sebuah lori besar yang siap menerjang kami
berdua. Aku segera mendekap Tatsu-chan erat-erat sambil mengharapkan
keselamatan kami dan sebisa mungkin menghindari lori itu.
BRUK!
Semua berubah gelap total.
---
"...Kau tidak apa-apa, 'kan?"
Kubuka kedua mataku. Terlihat olehku
beberapa manusia – termasuk Akira – yang berkerumun di sekitarku. Aku mencoba
bangkit. Fuuh..., ternyata aku selamat, meski tadinya aku sempat terserempet
lori tadi.
"Ne..., kurasa cuma sedikit
kerusakan.... Tunggu dulu, mana Tatsu-chan?" Ketika aku terbangun, aku
tersadar kalau Tatsu-chan sudah tidak ada di dekatku.
"Tatsu-chan...? Siapa itu?"
tanya Akira kebingungan. Astaga, aku lupa kalau aku belum memberitahukan nama
robot kecil itu! Di saat-saat kebingunganku itu, tiba-tiba aku mendengar ada
yang memanggilku.
"Nii-chan! Ternyata kau masih peduli
denganku!"
Suara itu... Tatsu-chan!! Ia muncul di
antara kerumunan manusia dan langsung memelukku erat-erat. Ah..., arigatou,
Kami-sama....
"Eeh? Jadi itu robot yang kau
maksud?" tanya Akira. "Kau yang memanggilnya Tatsu-chan? Aku tidak pernah menyangka kalau ternyata dia bisa bicara...."
"Ahaha..., itu benar, Akira.... Dia
bilang kau tidak memberinya nama, jadi kupanggil saja Tatsu-chan...,"
jelasku puas.
Aku sungguh lega karena bukan hanya
Tatsu-chan yang selamat, tapi Akira juga sudah paham kalau robot itu sudah
dapat nama yang pantas.
"Oh iya, apa kau mau tahu sesuatu
yang lain soal Tatsu-chan?" Bocah jabrik itu bertanya lagi, namun dengan
ekspresi usilnya yang khas. Kuanggukkan kepalaku karena aku memang ingin
mendengarnya.
"Aku membuatnya saat aku masih
kecil, lho~ Dan satu lagi, aku membuatnya beberapa tahun sebelum kau
memunculkan diri~" jelasnya sambil mendekap Tatsu-chan.
Sebentar, sebelum aku memunculkan diri?!
Jangan-jangan....
"Ada apa, Ryugu-niichan~?" Kali
ini giliran Tatsu-chan yang bertanya.
"...Tolong, jangan panggil aku
Nii-chan lagi, ne? Harusnya aku yang memanggilmu Nii-chan.... Dan
ngomong-ngomong...," "Ya?"
"Aku ingin minta maaf karena sudah
meninggalkanmu sendirian di gudang. Apa kau akan memaafkanku...?" tanyaku
sambil tertunduk.
"Tentu saja! Aku juga senang karena
kau mau menerimaku sebagai 'saudara'~"
'Saudara', ya...? Terdengar sebagai
hubungan yang begitu hangat. Kupeluk ia kembali sambil berujar, "Selamat
datang di tim kami..., Tatsu-niisan...."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
2 komentar:
Mantab bro
Tetaplah berkarya
Posting Komentar