Yaay~~!! Ane balik lagi XD!! Ane mau ngasih fanfic lagi, nih! Sebenarnya udah sekitar satu-dua tahun ane mikirin idenya, cuman baru dibuat sekitar dua minggu lalu... #dilemparwok
Notes and warnings:
- Daigunder belongs to Takara.
- Genre: err... kayaknya ini nyampur, deh...
- Ahem..., contains RyuHaru hints... #yaoming #digampar
- Banyak istilah asing di dalamnya, dengan keterangan:
-nee: kakak perempuan (Jepang); contoh: Rika-nee = Kak Rika
-senpai: senior (Jepang); contoh: Ryo-senpai = Senior Ryo
-nii: kakak laki-laki (Jepang); contoh: Kai-nii = Kak Kai
Oh Kami-sama (Jepang), Oh mein Gott (Jerman), Dio Mio (Italia): Oh my God <-- ini sih bahasanya Axis Powers...
Aniki: kakak laki-laki (Jepang)
Leprechaun: makhluk semacam kurcaci di cerita-cerita Irlandia
Arigatou: terima kasih (Jepang)
Gomennasai: maaf (Jepang)
Minna: teman-teman (Jepang)
Sou desu ne: semacam frasa Jepang untuk menyetujui sesuatu - Ada kemungkinan OOC atau kesalahan lainnya.
Sesuatu yang aneh bin ganjil sudah terjadi, dan korbannya adalah Bullion dan Tigamaru. Alhasil, rekan masing-masing sampai harus bergabung demi mengembalikan mereka seperti semula.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Pagi itu seharusnya jadi pagi yang tenang
nan damai di Dailand, namun semua berubah saat Negara Api menyerang..., eh
salah, salah! Tadi cuma bercanda. Yang benar seharusnya seperti ini:
Pagi itu seharusnya jadi pagi yang tenang
nan damai di Dailand, namun sepertinya kalau kalian mengharapkan demikian,
rasanya sama dengan mengharapkan keberadaan seekor unicorn di dunia nyata.
Kenapa? Karena hal berikut ini terjadi, tepatnya di kamar Haruka.
"KYAA!! KENAPA KAU BISA SAMPAI
KEMARI?!" Teriakan cempreng itu datang dari sang gadis dengan rambut
dikepang aka Haruka. Sejurus kemudian, dua sosok setinggi anak SD muncul di
pintu kamarnya.
"Ada apa, Haruka-nee?" tanya
seorang bocah laki-laki berambut coklat terang, sebut saja Akira.
"Oh Kami-sama! Oh mein Gott! Dio
mio! Ngapain Bullion-senpai tidur di situ?" pekik teman sang bocah yang
berupa robot kecil berwarna putih, sebut saja Ryugu.
Penasaran apa yang terjadi? Nah,
saudara-saudara sekalian, rupa-rupanya Bullion sang robot berbentuk singa itu
sedang tidur, tapi dengan posisi menyamping kayak posisinya kucing rumah lagi
tidur~ Kalau begitu, sudah bisa dibayangkan seperti apa tidurnya, 'kan?
"Bagaimana, ya? Sepertinya ada yang
aneh dengannya, deh. Coba kamu poke-poke dia atau apa begitu...," pinta
Akira.
"Oke," jawab Ryugu sambil
mengeluarkan pedangnya, lalu digoyangkannya pedang itu di dekat Bullion,
seperti orang ganggu ular gitulah....
"Aneh, perasaan ada sesuatu yang
salah, deh...," ujar Haruka. Tiba-tiba, Bullion terbangun sambil menatap
tajam penghuni kamar itu. Dia juga pasang ancang-ancang menyerang ala kucing
rumah. Tidak usah ditanya lagi, ekspresi horor langsung terbentuk di wajah
mereka bertiga.
"GYAAHH!!!" pekik mereka secara
serempak. Tanpa ba-bi-bu-bi-bu (?) lagi, tiga sosok itu tunggang-langgang tidak
jelas. Saat Akira mau kabur, nasib sial menimpa dirinya – dia malah jatuh,
sudah begitu tepat di depan Bullion pula.
"Uh-oh...," Akira hanya terpaku
sambil menatap Bullion dengan ketakutan. Oh tidak, tidak, aku bahkan terlalu
muda untuk mati, pikirnya. Namun, sepertinya pikiran Bullion berlawanan dengan
pikirannya. Sang robot berbentuk singa itu segera saja berlari ke arahnya.
1 detik...
2 detik...
3 detik...
Zrak! Sebuah sosok terlihat berdiri di
depan Akira. Beberapa kilatan listrik kecil muncul dari lengan kirinya. Kalau
keadaannya begitu, tentu amat sangat jelas kalau dia bukan manusia, melainkan
robot.
"Syukurlah..., akhirnya sempat
juga...,"
"Ryugu..., kau...," ucap Haruka
dari sudut kamarnya. Wajahnya begitu khawatir melihat mereka berdua. Sejenak,
suasana menjadi hening. Tak lama kemudian, Bullion kabur dari kamar Haruka
dengan langkah terburu-buru.
Di koridor...,
"Drimorg, bangun oi! Aniki tiba-tiba
hilang, tuh!" Sesosok robot elang, sebut saja EagleArrow, terlihat
mengguncang-guncangkan tubuh adik mekaniknya (?) yang berbentuk mole oranye.
"Aduh..., apaaan, mogu...,"
ucap si robot mole aka Drimorg, sampai ia melihat Bullion melesat melewati
mereka berdua. "Eh?! ANIKI!! TUNGGUIN KITA, WOY!!" teriak EagleArrow
dan Drimorg serempak bagaikan kelompok paduan suara. Baru saja mereka akan
beranjak, tiba-tiba Akira cs sudah ada di dekat mereka.
"Hegh..., hegh..., kalian tadi lihat
Bullion atau tidak?" tanya Akira dengan nafas tersengal-sengal.
"Eto..., kami baru saja mau kejar
Aniki, mogu. Ayo, kalian ikut sekalian," ajak Drimorg, diikuti dengan
anggukan dari EagleArrow.
"Oke, ayo!" jawab Ryugu sampai
kilatan kecil itu muncul lagi di lengan kirinya. "Ukh...,
lenganku...,"
"He? Kenapa dengan lenganmu?"
tanya EagleArrow dengan wajah penasaran.
"Pasti karena kena terkam tadi...,
sialan...,"
"Kalau begitu, kau tunggu saja di
sini, oke?" kata Akira. Haruka pun menimpali, "Biar aku betulkan dulu
lenganmu itu,"
"Tapi, kalau nanti ada apa-apa
denganmu, bagaimana?" tanya Ryugu khawatir.
"Tenang saja, mogu~ Kami bisa jaga
diri, kok...," jawab Drimorg meyakinkan.
"Tapi, dengan tampang seperti itu,
kok sepertinya tidak meyakinkan.... Pfft, lupakan saja," pikir Ryugu
dengan ekspresi semi-YaoMing (?). Akhirnya, Akira bersama EagleArrow dan Drimorg
bergegas pergi mencari Bullion.
---
"Aduh..., tuh macan sabertooth besi
pada ke mana, ya?" Terlihat robot serigala berwarna ungu-hitam aka
Rougamaru tengak-tengok ke sana kemari, sepertinya sedang mencari sesuatu. Ia
juga menyumpah dalam hati, "Awas saja kalau sampai ketemu dia, bakal
kucakar balik mukanya, biar dia tahu rasanya oplas gagal...," Akhirnya, ia
memutuskan untuk mencarinya sambil lari, secara dia itu ninja, 'kan? Baru 10
meter ia berlari, ia melihat salah satu kawannya yang bernama Ginzan
menyusulnya dari belakang.
"Rougamaru! Kau mau cari Tigamaru
dengan keadaan begitu?" tanya Ginzan.
"Tentu saja, degozaru! Aku mau balas
perbuatannya yang sudah ngebuat wajah tampanku jadi mode oplas gagal
begini...," jawab Rougamaru sambil berlalu.
"Tampan? Yang benar saja? Kayaknya
situ baru lihat leprechaun nyasar, kali ya?" pikir Ginzan sambil
ber-sweatdrop ria dan menatap Rougamaru yang sudah menjauh.
Rougamaru berlari menyusuri pohon-pohon
di hutan sambil memastikan Tigamaru ada di sekitar situ. Tiba-tiba, gusrak!
Suara semak-semak di titik yang agak jauh mengalihkan perhatiannya. Dengan
hati-hati, dihampirinya semak-semak itu.
"Aha! Di situ kau rupanya,
Tiga...maru?" pekiknya yang diakhiri dengan ekspresi tanpa harapan
lantaran dilihatnya 3 sosok yang sangat dikenalinya: Akira, EagleArrow, dan
Drimorg.
"Mau apa kau, Rougamaru?" tanya
EagleArrow sambil menatapnya tajam.
"Jangan kira kami tidak tahu sikapmu
sekarang, mogu ne? Kau pasti mau menyerang kami, 'kan?" timpal Drimorg.
"Ano..., jangan salah sangka dulu,
lah~ Tadi kupikir kalian Tigamaru...," sanggah Rougamaru. Akira yang
melihat wajah Rougamaru yang aneh nan berantakan bertanya, "Kenapa dengan
wajahmu? Kau baru dicakar?"
"Betul! Saat aku mau bangunkan
Tigamaru, tiba-tiba dia mencakar wajahku. Sikapnya juga aneh sekali,"
"Apa sikapnya seperti kucing rumah,
gitu?" tanya Akira seakan-akan ia mengerti apa yang diceritakan Rougamaru.
"Bingo!" jawab Rougamaru
singkat. Sontak saja semua yang ada di situ minus Rougamaru ber-oh ria.
"Tunggu! Apa mungkin dia dan Aniki
ada hubungannya, ya?" ucap EagleArrow pelan.
"He? Kenapa dengan aniki
kalian?"
"Tadi pagi, Haruka-nee mergoki
Bullion yang tidur di lantai kamarnya. Sikapnya kayak kucing rumah lagi tidur
juga," jelas Akira.
"Lalu?" Rougamaru semakin
penasaran.
"Ryugu kena terkam di lengannya
pula...," lanjutnya.
"Pantesan anaknya tidak ada.
Biasanya kalian 'kan nongol sama-sama...," kata Rougamaru.
"Iya, mogu. Kalau menurutku, kalian
berdua malah kayak kakak-adik saja...," lanjut Drimorg.
"Sudah! Ini bukan waktu yang pas
buat ngobrol! Lebih baik kita cari mereka, ayo!" kata Akira sambil
berbalik, mengambil ancang-ancang untuk melakukan pencarian. Oke, anggota tim
pencari bertambah satu lagi, yaitu Rougamaru.
---
Sementara itu di ruang perbaikan robot,
terlihat dua orang yang saling berhadapan. Eit, bukan orang pacaran loh! Yang
ada itu....
"Oke, selesai. Coba kau
gerakkan!" Owh, rupa-rupanya itu Haruka yang baru saja selesai membetulkan
lengan Ryugu yang sempat rusak gara-gara Bullion.
"Sudah benar lagi. Arigatou,
Haruka-nee!" jawab Ryugu dengan sebuah senyuman semu yang terbentuk di
wajahnya. Lalu, ia bersiap-siap untuk sesuatu. "Sekarang, ayo kita susul
Akira dan yang lainnya...,"
"Eh..., memangnya tidak apa-apa? Kau
'kan baru saja diperbaiki...," tanya Haruka.
"Aku juga tahu itu, tapi mungkin
saja terjadi sesuatu pada Akira...,"
"Betul juga, sih...," Suasana
jadi hening sejenak sampai Haruka melanjutkan, "Baiklah! Aku ikut
denganmu!" Kemudian, Haruka dan Ryugu bergegas menyusul kawan-kawan
lainnya. Di tengah jalan, mereka bertemu Ginzan.
"Ginzan? Ngapain kau bengong di
sini?" tanya Haruka. Ya, Ginzan memang terlihat sedang bengong sendiri di
tengah hutan, sepertinya sedang mikirin sesuatu.
"Oh, kalian ya? Yah, sebetulnya
sayapku rusak gara-gara Tigamaru," jawab Ginzan yang direspon dengan
anggukan kecil dari dua orang sisanya. Ia juga melanjutkan, "Kalian
sendiri kenapa bisa ada di sini?"
"Kami mau nyusul teman-teman yang
lain," jawab Ryugu.
"Ngomong-ngomong, memangnya Tigamaru
apakan sayapmu sampai rusak begitu?" tanya Haruka.
"Saat Rougamaru mau bangunkan
Tigamaru, mereka malah jadi berantem. Niatnya aku itu melerai, tapi Tigamaru
malah mengacak-acak sayapku...," jelas Ginzan.
"Wah, berarti kita senasib....
Terus?"
"Habis itu, Tigamaru lari dan
Rougamaru mengejarnya. Aku tidak ikut karena..., yah, sayapku begini. Padahal
aku mau mencarinya sambil terbang...," lanjut Ginzan dengan ekspresi
kecewa.
"Tenang saja~ Kalau soal betulkan
robot biar aku yang lakukan~" kata Haruka dengan entengnya. "Ryugu,
kau bantu aku, ne?"
"Oke!" jawab Ryugu dengan
semangat. Mereka pun bersama-sama memperbaiki sayap Ginzan sambil
berbincang-bincang.
"Oi, tadi kau bilang kita senasib,
ya?" tanya Ginzan.
"Iya, soalnya tadi Bullion-senpai
menerkam lenganku. Tapi tenang saja, karena Haruka-nee sudah
memperbaikinya," jelas Ryugu yang disambut oleh anggukan dari Haruka.
"Nah, selesai! Coba kau gerakkan
sayapmu!" pinta Haruka yang sudah selesai memperbaiki sayap Ginzan. Lalu,
Ginzan melakukannya dan ia merasa gerakannya jadi lebih ringan. "Berhasil!
Kerja bagus, teman...,"
"Tunggu apa lagi? Ayo kita susul
yang lainnya. Jangan sampai sesuatu terjadi pada mereka!"
"Oke, ayo!"
---
Kita balik ke Akira cs plus Rougamaru.
Setelah sekitar 1,5 jam, akhirnya mereka menemukan target mereka: Bullion dan
juga Tigamaru. Selain itu, mereka juga melihat tanaman berbau harum di
dekatnya. Mau tahu seperti apa tanamannya? Begini, tanaman itu berbunga mekar
dengan warna biru keunguan dan bau harum menyebar dari situ. Karena takut
ketahuan, bocah berambut coklat terang itu bersembunyi di semak yang tebal,
bersama 3 robot yang notabene rekan tim pencari.
"Eh?! Kenapa mereka malah nyium
tanaman itu, mogu?" ucap Drimorg sambil sweatdrop.
"Mana aku tahu, Drimorg...? Kita lihat
saja apa yang sebenarnya terjadi...," sahut EagleArrow yang kesal karena
sifatnya Drimorg yang selalu ingin tahu.
"Awas! Mereka ada tepat di depan
kita, degozaru!!" seru Rougamaru. Mendengar itu, yang lainnya melihat ke
depan dan... benar saja: Bullion dan Tigamaru berada tepat di hadapan mereka.
Spontan saja mereka berempat menjerit karena kaget. Yang dua itupun mengambil
ancang-ancang untuk menyerang.
"Spin Revolver!!" Tidak usah
ditanya lagi siapa yang membuat teriakan itu lengkap dengan cahaya yang melesat
dan tepat mengenai Bullion serta Tigamaru. Mereka pun berbalik dan dilihatnya
Haruka, Ryugu, dan juga Ginzan yang sudah ada di situ.
"Minna! Kalian sudah datang
rupanya!"
"Ya ampun, hampir saja kalian
diserang kalau bukan karena tembakan barusan...," kata Haruka dengan
perasaan cemas.
"Bagus, semua sudah ada di sini.
Tapi ngomong-ngomong, itu tanaman apa, sih?" tanya Akira sambil menunjuk
tanaman berbau harum itu. Haruka terkejut melihatnya karena ia merasa kenal
dengan tanaman itu. "Eeh?! Itu 'kan tanaman catnip?!"
"Apa, canis...?" tanya Ryugu
ngasal.
"Yang benar itu catnip. Aku pernah
dengar kalau bau harum dari tanaman itu bisa menarik perhatian kucing, bahkan
kucing liar sekalipun...," jelas Haruka.
"Pantesan mereka dari tadi mereka
terus nyium tanaman itu, mogu...," ucap Drimorg yang puas karena
pertanyaannya terjawab. Namun, mereka juga bingung kenapa kucing yang bukan
kucing (baca: robot kucing) bisa tertarik dengan tanaman catnip itu.
"Lucu sekali, sistem macam apa lagi
yang ngebuat mereka jadi begini...? Jangan-jangan ada gen kucing di
dalamnya...," ucap Ryugu dengan (amat) lugunya. Mendengar itu, Akira dan
Drimorg malah tertawa.
"Ahahaha..., tumben kau bisa buat
lelucon itu, mogu~" puji Drimorg.
"Sou desu ne..., tapi bukan saatnya untuk
itu. Lebih baik kita sadarkan mereka!" kata Akira. Semuanya setuju
mendengarnya.
"Caranya?" tanya Rougamaru.
"Kita hilangkan penarik
perhatiannya. Dengan kata lain, kita hancurkan tanaman catnipnya," jawab
Ginzan. "Kalau tanaman itu tidak ada, tentunya perhatian mereka buyar,
'kan?"
"Ginzan benar! Kita lakukan
sekarang!"
"Baik! EagleArrow dan Drimorg,
kalian alihkan perhatian mereka! Biar Ryugu dan Ginzan yang hancurkan
tanamannya," jelas Akira.
"Baik!!" Setelah itu, mereka
yang namanya disebut mulai menjalankan tugas yang sudah dibagi-bagikan itu.
EagleArrow dan Drimorg mulai mengganggu Bullion dan Tigamaru.
"Aniki! Ada apa denganmu, hah?"
"Kau lupa sama otoutomu, mogu ne?" Mendengar itu, Bullion dan
Tigamaru merasa terganggu, tepat seperti yang direncanakan. Tanpa basa-basi
lagi, mereka mengambil ancang-ancang menyerang. Namun, tidak seperti yang
diharapkan, lawan mereka bisa menghindar dengan gesitnya. EagleArrow dan
Drimorg terus menghindar, namun apa daya lagi ternyata mereka malah tertangkap
olehnya. Mereka terus mendesak agar dua robot kucing liar itu tidak mengarah ke
Ryugu dan Ginzan yang bergegas ke tanaman catnip itu, namun gagal.
"Ryugu! Ginzan! Awas, mereka lari ke
arah kalian!" teriak Haruka memperingatkan.
"Nani?!" pekik Ginzan dan Ryugu
kaget. Spontan saja mereka menghindar. Nyaris saja mereka kena sial untuk kedua
kalinya.
"Cih, mereka sudah ada bersama
tanaman itu lagi...," gumam Ginzan geram.
"Bagaimana ini, Ginzan-nii? Susah
sekali kalau begini terus...," ucap Ryugu pada Ginzan.
"Oke, kau jangan panik. Aku akan
bantu mereka mengalihkan perhatian, kau yang hancurkan tanamannya,
mengerti?"
"Hah? Aku?" Ginzan hanya
mengangguk sambil bergegas ke arah Bullion dan Tigamaru.
"Hufft..., mau gimana lagi? Kali ini
harus berhasil!" gumam Ryugu sambil berlari ke arah tanaman catnip itu.
Melihat itu, Tigamaru tidak tinggal diam.
Ia juga berlari ke target yang sama dengannya dan bersiap untuk
menyerang robot kecil itu. Menyadari ia akan diserang, Ryugu meneruskan larinya
dan ia melompati Tigamaru sambil mengeluarkan pedangnya.
"Hyaaahh!! Knight Quake!!"
pekiknya sambil mengarahkan ujung pedangnya ke tanah. Prak! Saat pedang itu
menancap tanah, seketika itu juga, muncul cahaya mirip-mirip api yang menjalar
sampai ke tanaman catnip dan coba tebak apa yang terjadi – tanamannya terbakar
seketika. Pada saat itu juga, gerakan Bullion dan Tigamaru terhenti seketika,
kemudian mereka melontarkan kata-kata berikut, "Apa yang sebenarnya sedang
terjadi?"
"Uwoo~h, akhirnya kau sadar juga, Tigamaru~"
pekik Rougamaru sambil memeluk Tigamaru erat-erat.
"Hei, kau belum jawab pertanyaanku,
loh...,"
"Insting kucing kalian keluar
gara-gara tanaman itu," jawab Haruka sambil menunjuk ke tanaman catnip
yang sudah terbakar. Bullion dan Tigamaru malah tambah bingung.
"Maksudnya?"
"Kalian pernah nyium baunya,
'kan?" tanya Akira yang disambut dengan anggukan kecil dari mereka.
"Mungkin karena itulah kalian bertingkah aneh...,"
"Heh, tidak peduli kalian bersikap
aneh itu karena apa, yang penting 'kan masalah utamanya selesai~" lanjut
Ryugu santai.
"Ngomong-ngomong soal bersikap aneh,
aku hampir lupa sesuatu...," ucap Rougamaru pelan.
"Lupa apaan memangnya?" tanya
Tigamaru penasaran.
"Aku ingin sekali mencakar wajahmu
sebagai balasan karena kau sudah mencakar wajahku tadi pagi...," jawab
Rougamaru lengkap dengan aura hitam di sekitarnya, kemudian ia mulai mengejar
Tigamaru.
"Uwoo~h, go-gomennasai yo~!!"
pekik Tigamaru panik sambil segera kabur dari TKP. Yang lainnya hanya tertawa
melihatnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
0 komentar:
Posting Komentar